JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberitaan halaman Nasional pada Minggu (9/9/2018), diwarnai dengan beragam isu dan topik. Beberapa berita yang mendapatkan perhatian pembaca adalah seputar polemik mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, yang diminta Kemenpora mengembalikan barang negara.
Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono meminta Roy untuk menyelesaikan permasalahan ini dalam waktu 7 hari. Berita ini menjadi terpopuler sepanjang hari Minggu kemarin.
Selain itu, berita tentang uang pinjaman yang disebut digunakan untuk kepentingan Musyawarah Nasional Luar Biasa juga dibaca banyak pembaca.
Pengacara mantan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto, Maqdir Ismail, mengatakan, kliennya menemui tersangka kasus dugaan korupsi proyek PLTU Riau-1 Eni Maulani Saragih saat keduanya berada di Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dalam pertemuan itu, Eni mengakui ada pinjaman sebesar Rp2 miliar dari pemegang saham Blackgold Natural Resources Limited, Johannes Budisutrisno Kotjo.
Uang itu disebut digunakan untuk kepentingan musyawarah nasional Partai Golkar.
Seperti apa berita selengkapnya? Berikut rangkuman berita terpopuler Nasional pada Minggu (9/9/2018):
Melalui suratnya, Kemenpora meminta Roy Suryo selaku mantan Menpora RI periode 15 Januari 2013 hingga 20 Oktober 2014 mengembalikan 3.226 unit barang milik negara.
"Ada beberapa keputusan yang kemarin kami ambil bahwa poin yang paling utama adalah Roy Suryo diberikan waktu 7 hari untuk menyelesaikan masalah ini," ujar Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean di Kediaman SBY, Kuningan, Jakarta, Minggu (9/9/2018).
Ia menegaskan, waktu tujuh hari yang diberikan kepada Roy Suryo menyelesaikan persoalan dengan Kemenpora terhitung Jumat (7/9/2018).
Selengkapnya, baca: SBY Beri Waktu 7 Hari Roy Suryo Selesaikan Masalah Barang Negara
"Apanya yang membahayakan demokrasi? Kan dalam politik bagaimana orang terlibat dalam kebijakan publik, kebijakan kolektif untuk keputusan publik untuk kebijakan publik," ujarnya di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis (9/9/2018).
"Kalau orang berlomba-lomba ingin bergabung, saya pikir tidak ada yang ada yang keliru," lanjut dia.
Baca berita selengkapnya: Banyak Bos Media Gabung ke Timses Jokowi, Ini Tanggapan Sekjen Golkar