JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengajak mahasiwa jurusan teknik untuk bergabung dalam tim fasilitator rehabilitasi permukiman rakyat pascagempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Kami sangat memerlukan mahasiswa-mahasiswa teknik untuk menjadi pendamping masyarakat di Lombok," ujar Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Danish H Sumadilaga di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Senin (27/9/2018).
Danish menjelaskan tim fasilitator tersebut akan memastikan rumah yang dibangun masyarakat memenuhi kriteria sebagai rumah tahan gempa.
"Nanti ada tim fasilitator terdiri dari sembilan orang, sembilan orang itu akan bertanggung jawab 100 sampai 150 rumah," terang Danish.
"Mereka keliling untuk memeriksa ini loh, kamu uangnya harus digunakan untuk membangun rumah, membeli semen, membeli besi, ini contoh gambarnya," tambah dia.
Baca juga: 6 Fakta Terbaru Gempa Lombok, Kekurangan Air Bersih hingga Pembangunan Rumah Korban
Proses rehabilitasi tersebut diharapkan mulai pada September tahun ini. Pembangunan satu rumah dengan sistem gotong royong tersebut diharapkan tuntas dalam waktu enam bulan.
Saat ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih melakukan pendataan terkait jumlah rumah yang rusak. Berdasarkan data sementara per 22 Agustus 2018, BNPB mencatat terdapat 76.765 rumah yang mengalami rusak berat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.