JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Aksi Cepat Tanggap (ACT) Nurman Priyatna mengatakan, pasca-tahap tanggap darurat penanganan bencana gempa Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pemerintah harus menginisiasi program pemulihan trauma atau trauma healing bagi warga yang terdampak
Menurut Nurman, program trauma healing dapat dilakukan melalui berbagai bentuk, misalnya melalui pendidikan bagi anak-anak dan pembangunan sarana komunitas.
"Harus ada trauma healing, bisa dalam bentuk pendidikan dan membuat sarana-sarana community shelter di mana warga bisa berkumpul," ujar Nurman saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (25/8/2018).
Baca juga: Trauma Healing Anak Korban Gempa Lombok, dari Lomba hingga Nyanyi Bersama
Nurman juga mengingatkan bahwa program trauma healing yang digagas oleh pemerintah maupun lembaga non-pemerintah harus memperhatikan budaya lokal masyarakat.
Hal itu bertujuan agar program yang diterapkan tidak menimbulkan benturan sosial di tengah masyarakat.
Oleh sebab itu, program trauma healing sedapat mungkin selaras dengan sisi sosial dan spiritual masyarakat.
"Jadi dari sisi spiritual ini juga harus dilihat betul-betul. Mayoritas di sana muslim, betul-betul kita harus menghargai ini. Jangan sampai ada clash. Jangan sampai ada konten-konten berlawanan yang diselipkan dalam trauma healing, itu tidak boleh," kata Nurman.