Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riwayat Mikrofon Proklamasi...

Kompas.com - 18/08/2018, 09:43 WIB
Reza Jurnaliston,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA KOMPAS.com - Mikrofon atau pengeras suara punya peran penting saat Presiden Soekarno membacakan teks proklamasi. Berkat mikrofon itu, seluruh dunia bisa dengan jelas mendengar kata demi kata, proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Ada cerita khusus soal siapa sebetulnya pemilik mikrofon tersebut.

Di hari jadi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia di Jakarta, 5 Oktober 1966, Soekarno menyampaikan, betapa bernilainya mikrofon saat peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Menurut Soekarno, dengan mikrofon itu, seluruh manusia di muka bumi menjadi tahu bahwa Indonesia sudah merdeka.

“Kita telah memiliki pada tanggal 17 Agustus 1945 itu microphone. Satu-satunya hal boleh dikatakan, materiel yang telah kita miliki, satu microphone, yang dengan microphone ini kita dengungkan ke hadapan seluruh manusia di bumi ini bahwa kita memproklamasikan kemerdekaan kita,” kata Sukarno yang dikutip dari buku 17-8-1945, Fakta, Drama, Misteri karya Hendri F. Isnaini terbitan Change (2015).

Soekarno sempat menyebutkan dari mana mikrofon yang dia gunakan saat membaca teks proklamasi. Menurut Soekarno, mikrofon itu merupakan hasil curian dari stasiun radio milik Jepang.

“Aku berjalan ke pengeras suara kecil hasil curian dari stasiun radio Jepang dan dengan singkat mengucapkan proklamasi itu,” kata Sukarno.

Namun, apa yang dikatakan Soekarno dibantah Sudiro. Nama terakhir adalah tokoh yang ikut andil memperjuangkan kemerdekaan. Dia merupakan mantan sekretaris pribadi Menteri Luar Negeri pertama RI Achmad Soebardjo.

Sudiro yakin betul mikrofon itu bukan hasil curian.

Dalam ceramahnya pada 6 September 1972 di Lembaga Pembinaan Jiwa ‘45 Jakarta, Sudiro menyinggung mikrofon yang dikatakan Soekarno hasil curian.

“Itu tidak betul!” kata Sudiro.

Baca juga: Bendera Pusaka Terpaksa Dirusak Pasca Bung Karno Ditawan

Kata Sudiro, pemilik mikrofon itu adalah warga negara Indonesia bernama Gunawan.

Gunawan merupakan pemilik Radio Satriya, yang bertempat tinggal di Jalan Salemba Tengah 24 Jakarta (sekarang menjadi rumah sakit MH Thamrin Salemba).

Mikrofon itu, kata Sudiro, buatan Gunawan sendiri. Gunawan lah yang merancang corong maupun dudukannya. Begitu pula verstekker atau amplifier (penguat suara).

“Mulai dari corong maupun standarnya (kakinya). Begitu pula verstekker serta band-nya yang dibuat dari zilverpapiar, selubung rokok,” kata Sudiro.

“Semuanya itu adalah hasil kecerdasan otak dan ketrampilan tangan seorang Indonesia yang bernama Gunawan itu,”.

Gunawan pun mengakui bahwa mikrofon yang digunakan saat Proklamasi Kemerdekaan itu buatannya sendiri.

Mikrofon, kata dia, dibuat ala kadarnya. Saat itu kondisi memang serba sulit.

“Magnetnya saya buat dari dua buah dynamo sepeda, sementara band-nya hanya dari grenjeng (kertas perak pembungkus rokok),” kata Gunawan.

Keluarga Gunawan berbisnis menyewakan mikrofon dan amplifier serta perlengkapannya.

Baca juga: Detik-detik yang Menegangkan, Drama Saat Penyusunan Teks Proklamasi...

Namun saat panita kemerdekaan akan meminjam mikrofon, semua habis disewa.

Dua orang yang diutus untuk mencari mikrofon, yakni Wilopo dan Njonoprawoto mendatangi rumah Gunawan pada 17 Agustus 1945 pukul 07.00 WIB atau tiga jam sebelum Soekarno membaca teks proklamasi.

Wilopo, saat itu, bekerja di Balai Kota Jakarta. Dia adalah pembantu Wakil Wali Kota Jakarta ketika itu, Soewiryo.

Keduanya tidak memberitahu Gunawan untuk keperluan apa mereka meminjam mikrofon.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com