Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Kalla Yakin "Badai" Ekonomi Turki Tak Pengaruhi Indonesia

Kompas.com - 14/08/2018, 17:19 WIB
Yoga Sukmana,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakini kondisi ekonomi Turki yang memburuk tidak berimbas kepada ekonomi nasional, terutama ke neraca perdagangan.

Saat ini Turki seperti berada di tengah badai. Kondisi finansialnya memburuk, sentimen investor goyah, pengelolaan ekonomi yang tak memadai, hingga adanya ancaman pengenaan tarif oleh AS.

"Perdagangan kita tidak banyak (dengan Turki)," ujar Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (14/8/2018).

Selain itu, Kalla juga mengungkapan, ekonomi Indonesia berbeda dengan Turki. Meski pertumbuhan ekonomi Turki lebih tinggi dari Indonesia, namun inflasi di Turki juga lebih tinggi dari Indonesia

Baca juga: Sri Mulyani: Kondisi Ekonomi Indonesia Beda Jauh dengan Turki

Menurut Kalla, inflasi di Turki lebih dari 15 persen, sementara inflasi di Indonesia hanya 3,5 persen. Hal itu mempengaruhi kemerosotan nilai uang.

Dalam beberapa tahun terakhir, Turki adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi terpesat di dunia. Bahkan, laju pertumbuhan ekonomi Turki melampaui China dan India pada 2017 lalu.

Pada kuartal II 2018, pertumbuhan ekonomi Turki menembus 7,22 persen. Namun, capaian tersebut didorong pula oleh utang luar negeri, menurut para analis.

Baca juga: Sebabkan Kurs dan Saham Asia Anjlok, Apa yang Terjadi di Turki?

Utang tersebut di satu sisi mendorong konsumsi dan belanja. Akan tetapi, di sisi lain membuat Turki mengalami defisit fiskal dan defisit transaksi berjalan.

Cadangan devisa Turki cenderung rendah. Selain itu, sebagian besar valas yang ada di Turki dimiliki oleh perbankan dan bisa kapan saja ditarik oleh nasabah.

Ketika mata uang lira anjlok, Turki tak bisa menggunakannya untuk menyelamatkan mata uang agar tak melemah lebih lanjut.

Kompas TV Meski sentiman pada Indonesia hanya sementara, pemerintah tetap waspada.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Nasional
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Nasional
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com