Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhirnya, Ma'ruf Amin...

Kompas.com - 10/08/2018, 06:46 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Teka-teki sosok calon wakil presiden pendamping Joko Widodo akhirnya terungkap.

Jokowi memilih Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Haji Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya untuk bertarung di Pemilihan Presiden 2019.

Pilihan itu disetujui sembilan partai politik koalisi pendukungnya, yakni PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Nasdem, Partai Hanura, Partai Perindo, PKB, PPP, PSI dan PKPI.

"Saya memutuskan dan telah mendapat persetujuan dari partai-partai politik koalisi yang tergabung di dalam Koalisi Indonesia Kerja bahwa yang akan mendampingi sebagai calon wakil presiden adalah Profesor Kiai Haji Ma'ruf Amin," ujar Jokowi di Plataran Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2018) malam.

Baca juga: Ciuman Cak Imin untuk Maruf Amin dan JOIN yang Tetap Eksis

Ma'ruf Amin dinilai Jokowi sebagai tokoh agama yang bijaksana. Selain itu, Ma'ruf dinilai memiliki pengalaman yang baik di eksekutif, legislatif serta organisasi Islam.

Ma'ruf pernah menjadi anggota legislatif DPRD, DPR, MPR, anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Rais 'Aam PBNU hingga sekarang menjabat Ketua Umum MUI.

Dalam kaitannya dengan Kebhinekaan, kata Jokowi, Ma'ruf menjabat anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

"Kami ini saling melengkapi, nasionalis religius," ujar Jokowi.

Demikian pula diungkapkan Ketua Umum PPP Romahurmuziy di lokasi pengumuman itu.

Baca juga: Ini Alasan Jokowi Pilih Maruf Amin Jadi Cawapresnya

Menurut Romi, sapaan akrab Romahurmuziy, kombinasi sosok nasionalis-religius dalam kepemimpinan Indonesia sudah terjadi sejak era kemerdekaan.

"Republik ini dibangun di atas pelangi nasionalisme dan religiusitas. Karena itulah setiap pasangan pemimpin Indonesia, mulai dari Bung Karno-Bung Hatta sampai di reformasi ada Gus Dur-Ibu Mega, Ibu Mega-Pak Hamzah, berlanjut Pak Jokowi-JK, itu selalu mencerminkan pasangan nasionalis-religius," ujar Romi.

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj dan Ketua MUI Maruf Amin di Kantor PBNU Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2018).KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj dan Ketua MUI Maruf Amin di Kantor PBNU Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2018).

Sosok Ma'ruf juga dinilai mampu menjawab persoalan yang terjadi di tengah masyarakat Indonesia saat ini, yakni menguatnya politik identitas dalam bentuk ujaran kebencian berlandaskan agama.

"Di sisi lain, (Ma'ruf Amin) dapat meredam kebencian berlandaskan agama yang muncul dan terus ditebarkan di media sosial," ujar Romi.

Baca juga: Ini Profil Maruf Amin, Cawapres Jokowi

Seluruh ketua umum partai politik koalisi pendukung Jokowi melihat bahwa masyarakat Indonesia saat ini mengalami keterbelahan akibat pandangan politik.

Keterbelahan ini dimulai sejak Pemilihan Presiden 2014 lalu, kemudian berlanjut di arena Pilkada yang sudah berlangsung tiga tahun terakhir, terutama Pilkada DKI Jakarta pada 2017.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Kasus Kredit Ekspor LPEI, KPK Buka Peluang Tetapkan Tersangka Korporasi

Nasional
Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com