Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden PKS Anggap Sandiaga Santri di Era Post-Islamisme

Kompas.com - 10/08/2018, 01:07 WIB
Kristian Erdianto,
Dylan Aprialdo Rachman,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman menganggap pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tepat untuk memimpin Indonesia periode 2019-2024.

PKS, Gerindra, dan PAN sepakat mengusung Prabowo dan Sandiaga sebagai calon presiden dan calon wakil presiden dalam Pilpres 2019.

"Kedua tokoh sudah berkiprah dan berprestasi di bidangnya masing-masing," ujar Sohibul dalam jumpa pers bersama di depan kediamanan Prabowo di Kertanegara, Jakarta, Kamis (9/8/2018) malam.

Baca juga: Jadi Cawapres Prabowo, Sandiaga Mundur sebagai Wagub DKI

Sohibul menjelaskan, dalam pembahasan selama ini, ketiga parpol berusaha mencari format terbaik bagi capres-cawapres.

Satu hal yang menjadi patokan, kata dia, koalisi ingin mengusung kepemimpinan nasionalis dan Islam dalam konsep dwi tunggal.

"Kita ingin menggandengkan kepemimpinan nasionalis seperti Pak Prabowo dengan kepemimpinan Islam atau kepemimpinan kaum santri," ujar Sohibul.

Baca juga: Jadi Cawapres Prabowo, Sandiaga Keluar dari Gerindra

Sohibul mengakui, dalam kacamata publik selama ini, Sandiaga tidak masuk dalam kategori santri. Namun, ia mengaku memiliki pandangan yang berbeda.

"Saya kira, beliau hidup dialam modern, tapi beliau mengalami proses spiritualisasi dan Islamisasi. Saya bisa mengatakan, Saudara Sandi merupakan sosok santri di era post Islamisme," ujar Sohibul.

"Mudah-mudahan dia benar-benar menjadi contoh pemimpin Muslim yang kompatibel dengan perkembangan zaman," tambah Sohibul.

Sementara itu, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengaku bahwa pihaknya memiliki cita-cita yang sama dengan Prabowo.

Baca juga: Prabowo Ajukan Sandiaga, SBY Tawarkan AHY

Ia menyebut, keinginan membuat penegakan hukum yang adil, mengembalikan kedaulatan kepada rakyat.

Zulkifli juga menyebut soal kekayaan Indonesia yang dibawa keluar negeri.

"Itulah yang mempertemukan kita," ucap Zulkifli.

Dalam pembahasan di koalisi belakangan ini, PKS mendorong Ketua Dewan Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri sebagai cawapres bagi Prabowo.

Hal itu juga sesuai dengan keputusan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama.

Sementara PAN mendorong agar Zulkifli dipilih sebagai cawapres.

Namun, akhirnya, koalisi tiga parpol tersebut memutuskan mengusung pasangan Prabowo-Sandiaga.

Kompas TV Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno mendeklarasikan diri untuk maju ke kancah Pemilihan Presiden 2019.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
MK Bakal Unggah Dokumen 'Amicus Curiae' agar Bisa Diakses Publik

MK Bakal Unggah Dokumen "Amicus Curiae" agar Bisa Diakses Publik

Nasional
PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

PSI Punya 180 Anggota DPRD, Kaesang: Modal Baik untuk Pilkada

Nasional
Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Polri Sebut 8 Teroris yang Ditangkap di Sulteng Pernah Latihan Paramiliter di Poso

Nasional
MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

MK Kirim Surat Panggilan untuk Hadiri Pembacaan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Putusan MK Soal Sengketa Pilpres 2024 Dinilai Bakal Tunjukan Apakah Indonesia Masih Negara Hukum

Nasional
Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Daftar Aset Mewah Harvey Moeis yang Disita Kejagung dalam Kasus Dugaan Korupsi Timah

Nasional
Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Hanya Pihak Berkepentingan yang Boleh Hadir di Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com