JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, ratusan gempa susulan yang terjadi di Lombok, NTB, usai gempa bermagnitudo 7 adalah hal yang wajar.
Meskipun gempa tidak dapat diprediksi, Sutopo mengatakan setidaknya pola gempa bisa diperkirakan.
"BMKG mengatakan biasanya (gempa) 7 skala ritcher adalah rangkaian yang diikuti 500 gempa susulan, dalam beberapa hari ke depan akan terjadi gempa susulan tapi kecil," jelas Sutopo di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa (7/8/2018).
"Itu alamiah, kita bersyukur, artinya energi yang ada di dalam lempeng, di dalam bumi tadi dilepaskan, yang repot kalau terkunci, akibatnya (malah) besar," tambahnya.
Baca juga: Nabung Sejak TK, Bocah SD Ini Sumbangkan Celengannya untuk Korban Gempa Lombok
Diketahui, telah terjadi dua gempa berskala besar di Lombok, NTB, yaitu gempa bermagnitudo 6,4 yang terjadi pada Minggu (29/7/2018), selang sepekan gempa bermagnitudo 7 mengguncang.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi 230 kali gempa susulan hingga Selasa (7/8/2018) pagi sejak terjadi gempa terakhir.
Menurut Sutopo, Lombok merupakan daerah rawan karena terletak di antara dua pembangkit gempa dari selatan dan utara. Selain itu, Pulau Lombok memiliki banyak sebaran titik episenter yang berarti kerap terjadi aktivitas gemp.
Lebih lanjut Sutopo mengatakan penting bagi publik untuk mengetahui pencegahan dan penanganan terhadap gempa.
"Yang penting kalau kita tinggal di daerah rawan gempa, kita tahu risikonya, ya kita bangun rumah tahan gempa, kita harus tahu prosedurnya kalau terjadi gempa," ujar Sutopo.
"Makanya pelatihan itu harus rutin dilakukan, kalau tidak latihan, tingkat kesiapsiagaan kita rendah," simpulnya.
Sampai saat ini, proses evakuasi korban dan reruntuhan akibat gempa bermagnitudo 7 tersebut masih terus dilakukan oleh tim gabungan. Bantuan-bantuan pun masih terus berdatangan dari berbagai pihak.
Baca juga: Imbas Bencana Bali-Lombok, Target 17 Juta Turis Asing Berpotensi Tak Tercapai
Data sementara per siang ini, total korban sejumlah 105 orang meninggal dunia, 236 luka-luka, dan ribuan orang masih mengungsi. Sutopo memprediksi jumlah tersebut akan terus bertambah sebab proses evakuasi masih terus dilaksanakan.
Gempa bumi tersebut terasa hingga ke Bali dan Nusa Tenggara Timur. BNPB mendata, lokasi paling parah terdampak gempa yaitu, Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur dan Kota Mataram.