Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Jokowi Bertemu 177 Mahasiswa Muhammadiyah di Istana

Kompas.com - 06/08/2018, 14:05 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo, Senin (6/8/2018) siang, menerima 177 mahasiswa dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Istana Negara, Jakarta.

Para mahasiswa itu merupakan perangkat dan peserta Muktamar XVIII IMM di Malang, Jawa Timur, Rabu, 31 Juli 2018 lalu.

"Tadi malam kan penutupannya. Tadi malam juga kami diberi tahu, siang ini Presiden Jokowi bisa bertemu dengan IMM. Akhirnya kami terbang ke sini," ujar Ketua DPD IMM Jawa Timur Abdul Musawir Yahya kepada Kompas.com, sesaat sebelum pertemuan.

Baca juga: Bantah Memprovokasi, Jokowi Minta Pidatonya Ditonton Komplet

Lantaran mendadak, para anggota IMM diberangkatkan memakai pesawat Hercules milik TNI Angkatan Darat.

"Iya, kami naik dua pesawat Hercules dari Bandara Abdul Rachman Saleh jam 08.00 WIB tadi," lanjut dia.

Tentu bagi hampir sebagian besar mahasiswa, pengalaman naik pesawat Hercules itu adalah yang pertama kali. Pengalaman itu cukup menantang bagi mereka.

Musawir menambahkan, pertemuan Presiden dengan IMM ini merupakan pertemuan pengganti pada pembukaan Muktamar ke XVIII IMM pada pekan lalu.

Baca juga: Ditanya Kapan Daftar Capres ke KPU? Ini Jawaban Jokowi

Saat itu, Presiden Jokowi mendadak tak bisa hadir lantaran kelahiran sang cucu Sedah Mirah Nasution.

"Pertemuan ini menggantikan kemarin yang tidak jadi. Mudah-mudahan mengobatilah. Paling tidak, menjaga psikologis kami," ujar dia.

Dalam pertemuan nanti, IMM akan mengungkapkan sejumlah hal kepada Presiden. Salah satu yang penting adalah menyampaikan hasil muktamar pekan lalu.

Terutama terkait komitmen IMM dalam partisipasi menjaga dan meneguhkan Pancasila dalam kehidupan masyarakat.

Selain itu, IMM juga akan menyatakan diri siap bekerja sama dengan pemerintah dalam program dan kebijakan.

"Kami sekaligus ingin menunjukkan bahwa IMM layak dijadikan organisasi partner pemerintah dalam program kerakyatan dan keumatan," ujar Musawir.

Saat ditanya apakah akan menyinggung dukungan dalam Pilpres 2019, Musawir menegaskan, "kami justru menghindari pembicaraan soal dukungan di Pemilu. Kami hanya siap jadi partner pemerintah."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com