Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Solidaritas untuk Korban Pemerkosaan yang Dibui di Jambi

Kompas.com - 05/08/2018, 10:51 WIB
Rima Wahyuningrum,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok Jaringan Muda Setara menggelar aksi solidaritas terhadap korban pemerkosaan gadis berinisial WA (15) di Jambi.

Mereka membuat aksinya dengan mengajak pengunjung car free day di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, untuk menandatangani petisi pada Minggu (5/8/2018).

"Kalau petisi online sudah sebelumnya, kita membuat petisi offline dengan mengajak orang- orang untuk menandatangani ini sebagai bentuk dukungan terhadap WA," kata Koordinator Jaringan Muda Setara, Lathiefah Widuri Retyaningtyas, kepada Kompas.com, Minggu.

Kasus pemerkosaan WA yang dilakukan oleh AR (17), kakaknya, telah bergulir di Pengadilan Batanghari, Jambi, sejak Juli 2018. Tak hanya diperkosa, WA juga mengaborsi kandungan dari hasil persetubuhan dengan kakaknya.

Akibatnya, WA divonis 6 bulan penjara di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak Sungai Buluh, Muara Bulian, Kabupaten Batanghari, Jambi.

Baca juga: Gadis 16 Tahun di Bogor Meninggal karena Depresi Diperkosa 8 Orang

Ia ditahan karena melakukan aborsi dengan jeratan Pasal 77 A ayat 1 juncto Pasal 45A UU Nomor 35 Tahun 2014, tentang perubahan UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak juncto Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUH-Pidana.

Tyas mengatakan, saat ini WA sudah tinggal di rumah aman. Sementara kasus hukumnya sudah ditangguhkan dan kuasa hukum sedang meminta banding dan menunggu putusan pengadilan.

"Sekarang sudah di rumah aman berkat dukungan solidaritas dan aksi-aksi. Tapi dia belum bebas, kita menunggu tuduhan bersalah dicabut," katanya.

Aksi solidaritas yang digelar pagi ini mendapat dukungan warga Jakarta. Yani, warga Cibubur, yang sedang berolahraga ikut menandatangani petisi dengan harapan pendidikan terhadap seksualitas di keluarga dilakukan sejak dini.

"Karena saya dari bidang pendidikan. Saya rasa harusnya pendidikan sejak dini dilakukan dari rumah dan dari orangtua sendiri," kata Yani.

Menurutnya, orangtua saat ini bisa memanfaatkan ponsel pintar dan internet untuk mencari informasi pendidikan seksualitas untuk anak.

"Lewat gadget juga, orangtua bisa mengajarkan ke anak-anak. Informasi sekarang luas, tinggal bagaimana cara orangtua mengajarkannya secara langsung, biar anaknya ngerti," katanya.

Baca juga: Mahasiswi di Bandung Mengaku Diperkosa Pria yang Dikenal Lewat Tinder

Keenan, warga Jakarta yang sedang berolahraga turut membubuhkan tanda tangan untuk dukungan tersebut. Baginya, anak-anak muda harus memahami tentang seksualitas sebagai perlindungan diri agar tidak terjebak dalam kasus serupa.

"Enggak hanya perempuan, laki-laki juga harus tahu pendidikan seksualitas, pendidikan ya. Biar anak-anak zaman sekarang mengerti dan enggak menganggap itu hanya sebagai konteks negatif saja," kata Keenan.

Kompas TV Rekaman kamera pemantau memperlihatkan pelaku berupaya menguras uang di ATM milik korban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hasto Sebut 'Amicus Curiae' Megawati Bukan untuk Intervensi MK

Hasto Sebut "Amicus Curiae" Megawati Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Iran Serang Israel, Jokowi Minta Menlu Retno Upayakan Diplomasi Tekan Eskalasi Konflik Timur Tengah

Iran Serang Israel, Jokowi Minta Menlu Retno Upayakan Diplomasi Tekan Eskalasi Konflik Timur Tengah

Nasional
Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI Pastikan Akan Ada Intervensi

Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Gubernur BI Pastikan Akan Ada Intervensi

Nasional
PDI-P Dukung PPP Lakukan Komunikasi Politik Supaya 'Survive'

PDI-P Dukung PPP Lakukan Komunikasi Politik Supaya "Survive"

Nasional
PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PAN: Jangan Cuma Bicara, tapi Akui Kemenangan 02

PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PAN: Jangan Cuma Bicara, tapi Akui Kemenangan 02

Nasional
Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

Kesimpulan Tim Ganjar-Mahfud: Jokowi Lakukan Nepotisme dalam 3 Skema

Nasional
Diduga Terima Gratifikasi Rp 10 M, Eko Darmanto Segera Disidang

Diduga Terima Gratifikasi Rp 10 M, Eko Darmanto Segera Disidang

Nasional
PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

Nasional
Megawati Serahkan Amicus Curiae terkait Sengketa Pilpres, Harap MK Mengetuk 'Palu Emas'

Megawati Serahkan Amicus Curiae terkait Sengketa Pilpres, Harap MK Mengetuk 'Palu Emas'

Nasional
PKB Baru Tentukan Langkah Politik Setelah Putusan MK soal Sengketa Pilpres

PKB Baru Tentukan Langkah Politik Setelah Putusan MK soal Sengketa Pilpres

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Dampak Geopolitik Usai Iran Serang Israel

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Dampak Geopolitik Usai Iran Serang Israel

Nasional
Pasca-bentrokan Brimob dan TNI AL di Sorong, Pangkoarmada III Pastikan Tindak Tegas Para Pelaku

Pasca-bentrokan Brimob dan TNI AL di Sorong, Pangkoarmada III Pastikan Tindak Tegas Para Pelaku

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Sebut Keterangan 4 Menteri di Sidang MK Tak Menjawab Fakta Politisasi Bansos

Kubu Ganjar-Mahfud Sebut Keterangan 4 Menteri di Sidang MK Tak Menjawab Fakta Politisasi Bansos

Nasional
PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo, Golkar: Nanti Dibahas di Internal KIM

PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo, Golkar: Nanti Dibahas di Internal KIM

Nasional
Serahkan Kesimpulan ke MK, Kubu Ganjar-Mahfud Tegaskan Tetap pada Petitum Awal

Serahkan Kesimpulan ke MK, Kubu Ganjar-Mahfud Tegaskan Tetap pada Petitum Awal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com