Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem Anggap Pertemuan Jokowi-Prabowo Bisa Cegah Kemungkinan Perpecahan

Kompas.com - 03/08/2018, 23:25 WIB
Kristian Erdianto,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen Partai Nasdem Johnny G Plate menilai pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebaiknya dilakukan jelang penyelenggaraan Pilpres 2019 mendatang.

Menurut dia, saat kontestasi pada pemilihan presiden menjadi perhatian masyarakat, maka kedua tokoh nasional tersebut harus memperlihatkan adanya silaturahim dalam membangun demokrasi Indonesia ke depan.

"Pada saat momentum politik ini yang menjadi perhatian 260 juta rakyat Indonesia, ada komunikasi yang baik, ada silaturahim, maka itu memberikan kontribusi yang penting dan strategis bagaimana indonesia membangun demokrasinya ke depan," ujar Plate seusai menghadiri acara diskusi di kantor PARA Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat (3/8/2018).

Baca juga: Prabowo Sebut Pembahasan Cawapres Masih Cair

Di sisi lain, lanjut Johnny, pertemuan antara Jokowi dan Prabowo akan memberikan sinyal bahwa pemilu lebih dari sekadar kontestasi politik, melainkan sebuah kegembiraan pesta demokrasi.

Lagipula, Jokowi dan Prabowo telah membangun komunikasi sejak lama. Seperti diketahui Prabowo menjadi satu-satunya penantang Jokowi pada Pilpres 2014.

"Hubungan antara Pak Joko Widodo dengan Pak Prabowo sudah berlangsung lama, dekat. Jadi, kita berharap bahwa pertemuan seperti itu memberikan sinyal pada masyarakat untuk menjemput pileg dan pilpres dengan kegembiraan sebagai pesta demokrasi," kata Johnny.

Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengungkapkan bahwa para sekjen dari sembilan partai politik pendukung sempat merekomendasikan agar Presiden Joko Widodo bertemu calon penantangnya pada Pilpres 2019, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Baca juga: Diutus Jokowi, Ngabalin Bawa Surat Spesial untuk Syahrul Yasin Limpo

Rekomendasi tersebut disampaikan dalam pertemuan antara Presiden Jokowi dan para sekjen di Istana Presiden Bogor pada Selasa (31/7/2018) malam.

"Kemarin dalam pertemuan juga merekomendasikan ke Pak Jokowi, bahwa sekiranya untuk bertemu dengan Pak Prabowo," ujar Hasto dalam sebuah diskusi di kantor PARA Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat (3/8/2018).

Menurut Hasto, dialog untuk membangun semangat gotong royong perlu dilakukan antar tokoh nasional jelang Pilpres 2019.

Selain itu, dibutuhkan pula inisiatif untuk membuat suasana kontestasi menjadi lebih sejuk.

Hasto pun mengingatkan bahwa siapapun figur yang terpilih pada Pilpres 2019 adalah presiden dan wakil presiden bagi seluruh bangsa Indonesia.

"Pemilu itu hanya alat untuk mencari siapa pemimpin, tapi siapapun nanti yang terpilih merupakan presiden dari seluruh rakyat Indonesia, jadi presiden bagi seluruh parpol di Indonesia,"kata Hasto.

Kompas TV PKB dan PAN dinilai masih berubah posisi dalam koalisi pilpres lewat lontaran sejumlah kader dan pimpinannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com