Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Minta Pendukung Capres-Cawapres Tak Pakai Atribut Provokatif

Kompas.com - 03/08/2018, 18:05 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Jakarta, KOMPAS.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengimbau pendukung Capres-Cawapres yang akan turut hadir mendampingi calon mereka mendaftar di KPU tidak menggunakan atribut yang provokatif. Hal ini demi menghindari ketegangan antar pendukung calon.

Masa pendaftaran capres-cawapres akan berlangsung 4-10 Agustus 2018. Pendaftaran akan dilangsungkan di kantor KPU Pusat. 

Komisioner Bawaslu Mochammad Afifuddin meminta supaya kubu Capres-Cawapres sama-sama menjaga ketertiban selama masa pendaftaran. Namun demikian, dirinya tidak menyebut secara detil definisi dari atribut provokatif tersebut.

"Dua-duanya kubu jangan provokatif," kata Afif kepada kompas.com, Jumat (3/8/2018).

Baca juga: KPK: Capres dan Cawapres Jangan Mepet Laporkan Harta Kekayaan

Melihat hal ini, Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jeirry Sumampow mengatakan seharusnya Bawaslu memberikan penjabaran yang lebih detail mengenai atribut provokatif. Hal itu bisa diartikan secara jamak dan rawan menimbulkan multitafsir.

"Provokatif dalam konteks itu agak debatable juga. Kalau memang ada aturan seperti itu harus lebih konkret apa maksudnya. Supaya nggak multitafsir dan dapat dengan mudah dilakukan," kata Jeirry.

Jeirry berpendapat, ada baiknya aturan pelaksanaan pendaftaran Capres-Cawapres tidak perlu dibuat terlalu kaku. Atribut pendukung Capres-Cawapres, kata dia, adalah bagian dari ekspresi dan kreativitas dari masing-masing kubu pendukung.

Baca juga: KPU dan Bawaslu Imbau Tak Ada Tagar #2019GantiPresiden Saat Pendaftaran Capres-Cawapres

"Bisa membatasi ekspresi-ekspresi yang ada di parpol sendiri. Jadi jangan aturan itu mengekang kreativitas," ujarnya.

Lanjut Jeirry, pembatasan memang perlu. Tetapi harus dipikirkan betul pembatasan tersebut supaya tidak mengekang kreativitas.

"Jangan membuat kreativitas itu tidak berjalan karena hal itu akan membuat pemilu kita menjadi boring karena pemilu kita menjadi sangat bisa diprediksi," ucap Jeirry.

Kompas TV JK mengungkapkan hal ini tergantung pada keputusan Mahkamah Konstitusi terkait uji materi masa jabatan wapres.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com