Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Mau Menang, Prabowo Harus Ambil Tokoh Nasional yang Punya Elektabilitas Bagus..."

Kompas.com - 03/08/2018, 10:08 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio berpendapat, Prabowo Subianto lebih baik menggaet tokoh nasional non-parpol sebagai calon wakil presidennya untuk Pemilihan Presiden 2019 mendatang.

Langkah ini merupakan jalan keluar dari kuatnya tarik-menarik di antara Partai Demokrat serta Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sama-sama ngotot menjadikan kadernya menjadi cawapres Prabowo.

"Kalau cuma mau ikutan pilpres, dengan cawapres siapa saja bisa saja. Tapi kalau mau menang, memang saran saya Pak Prabowo ini mengambil tokoh nasional dengan tingkat elektoral bagus. Ini perlu dipertimbangkan oleh koalisi Prabowo," ujar Hendri kepada Kompas.com, Jumat (3/8/2018).

Baca juga: Munculnya Nama Salim Segaf Membuat PKS Mati-matian Incar Cawapres Prabowo

Selain memiliki elektabilitas yang baik, tokoh nasional non-parpol tersebut juga harus mampu memosisikan diri dengan tepat pula di antara partai koalisi, terutama PKS sebagai rekan koalisi Gerindra sejak lama, dan partai yang paling memiliki masa loyal serta militan.

Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri SatrioKOMPAS.com/Nabilla Tashandra Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio

"Syarat tokoh nasionalis yang diusung ini juga harus punya dampak elektoral ke PKS. Artinya, si orang yang dipilih ini bersedia saja membawa panji-panji PKS pada saat dipilih. Walaupun dia tokoh non-parpol, dia harus bilang bahwa saya ini sebenarnya orang PKS," ujar Hendri.

Baca juga: KPU Minta Parpol Siapkan Ini Jelang Pendaftaran Capres-Cawapres

 

Tokoh alternatif itu bisa berasal dari kalangan ekonom. Tokoh berlatar belakang ekonomi bisa menjadi jawaban atas kemandekan ekonomi Indonesia saat ini.

Latar belakang lainnya adalah hukum. Ini juga bisa menjadi jawaban atas karut marutnya sistem hukum di Indonesia yang ditandai dengan maraknya kasus korupsi, kongkalikong narapidana koruptor dan sebagainya.

Baca juga: Menanti Kepastian Calon Pengantin Prabowo Subianto...

"Kalau tokoh hukum yang dipilih, ini akan cukup mengguncang. Bayangkan saja, itu pasti akan goyang itu aktivis-aktivis antikorupsi dan bisa jadi ada penyeberangan atau eksodus dari kubu Jokowi ke Prabowo," ujar Hendri.

Selain itu, tokoh berlatar belakang pengusaha juga dapat menjadi pilihan Prabowo. Pengusaha yang dimaksud harus dekat dengan partai koalisi agar komunikasi politik di antara mereka tetap berjalan baik.

Kompas TV Dinamika proses penentuan calon wakil presiden yang masih saling tunggu baik dikubu Prabowo Subianto maupun Joko Widodo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com