Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bursa Cawapres Jokowi dan Prabowo Masih Terbuka Lebar

Kompas.com - 31/07/2018, 20:14 WIB
Reza Jurnaliston,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Kompas TV Simak dialognya dalam Sapa Indonesia Pagi berikut ini.

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari PARA Syndicate Ari Nurcahyo memprediksi Pilpres 2019 hanya diikuti dua kubu dengan dua kandidat capres, yakni petahana Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Ari menuturkan masing-masing kubu masih mencari figur cawapres ideal yang bisa berpasangan.

Menurut Ari, keputusan kedua kubu sudah final soal figur capres, namun soal cawapres masih bergerak sangat dinamis.

“Di kubu Prabowo keempat partai koalisi (Gerindra, Demokrat, PKS, PAN) sudah sepakat dengan capres Prabowo, tapi masih harus duduk bersama mencari figur cawapres. Ungkapan menyerahkan cawapres kepada Prabowo adalah sinyal bahwa keempat partai di kubu Prabowo masih harus membuka komunikasi politik yang lebar untuk mencapai sepakat soal cawapres,” tutur Ari saat dihubungi Kompas.com, Selasa (31/7/3018).

Baca juga: Ditanya Nama Cawapres, Prabowo Bilang Sudah di Kantong

Ari berpendapat ada beberapa nama dominan pendamping Prabowo, hasil rekomendasi pertemuan ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF).

Adapun pertemuan ulama dan tokoh GNPF merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri atau Abdul Somad sebagai calon wakil presiden.

“Peluangnya sangat mungkin akan dimunculkan tiga nama cawapres untuk Prabowo, yakni Salim Segaf Al Jufri (ketua Majelis Syuro PKS), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan figur alternatif,” kata dia.

Baca juga: Sinyal Terang Penentuan Cawapres Jokowi

Siapakah figur alternatif tersebut?

Menurut Ari, figur alternatif tersebut adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Ari mengatakan, ketiga nama tersebut yang akan digodog dan dibicarakan bersama empat partai di koalisi Prabowo dalam waktu dekat.

Sementara itu, di kubu petahana Jokowi, Ari melihat akan mengerucut ke tiga nama bakal cawapres. Nama tersebut, Ma’ruf Amin (Ketua Majelis Ulama Indonesia), mantan ketua mahkamah Konstitusi Mahfud MD, dan kepala staf presiden Moeldoko.

Ari mengatakan, koalisi pendukung Jokowi telah sepakat dan menyerahkan nama cawapres definitif kepada Jokowi.

Baca juga: 8 atau 10 Agustus, Cawapres Jokowi Akan Diumumkan

“Bedanya, keputusan soal kriteria final pilihan cawapres sudah disepakati enam partai koalisi Jokowi (PDI-P, Golkar, Nasdem, PPP, PKB, Hanura), namun soal nama definitif diserahkan pada chemistry Jokowi untuk memutuskan,” kata Ari.

Di sisi lain, menurut Ari, kandidat cawapres menjadi terbuka bagi kedua kubu dengan adanya uji materi tentang Pasal 169 Huruf n Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 (UU Pemilu) yang diajukan Perindo terkait dengan masa jabatan presiden dan wakil presiden.

Poinnya gugatan tersebut Perindo menggugat frasa ”tidak berturut-turut” dalam UU Pemilu yang menurut mereka tidak sejalan dengan Pasal 7 UUD 1945.

“Kemungkinan gugatan judicial review soal periode wapres berproses di MK yang mungkin saja membuka peluang kemunculan JK yang akan menyalip di tikungan sebagai figur cawapres kuat, bisa ke kubu Prabowo atau ke kubu Jokowi, tergantung angin politik,” tutur Ari.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com