Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Demokrat, PKS Akan Bahas Opsi Capres-Cawapres Alternatif

Kompas.com - 28/07/2018, 23:10 WIB
Kristian Erdianto,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pencapresan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Suhud Aliyudin mengungkapkan, ada beberapa opsi calon presiden-calon wakil presiden yang akan dibahas dalam pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden PKS Sohibul Iman.

Rencananya, pertemuan tersebut akan digelar pada Senin (30/7/2018).

Menurut Suhud, ada tiga nama dalam opsi pencalonan capres-cawapres yang diusulkan oleh PKS. Opsi itu adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, mantan Gubernur Jawa Barat sekaligus kader PKS Ahmad Heryawan (Aher), dan Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"(Opsi Anies-Aher) akan disampaikan sebagai salah satu opsi. Jadi memang ada sejumlah opsi yang kami punya dan akan dikomunikasikan ke pihak Demokrat," kata Suhud saat ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/7/2018).

"Misal Pak Anies-Aher, Anies-AHY dan Aher-AHY. Itu kan kombinasi yang bisa kami ramu," ujar dia.

Baca juga: Kata Majelis Syuro PKS soal Kepentingan Partai-partai Koalisi di Pilpres 2019

Suhud menilai, opsi Anies-Aher dapat menjadi opsi alternatif jika nantinya tidak terdapat titik temu antara Partai Gerindra, PKS, PAN, dan Partai Demokrat.

Koalisi empat partai itu disebut masih sangat cair lantaran belum ada kesepakatan mengenai pasangan capres dan cawapres yang akan diusung.

Sementara, Partai Gerindra tetap bersikeras mencalonkan ketua umumnya, Prabowo Subianto, sebagai capres.

Menurut Suhud, Anies merupakan figur yang dapat diterima oleh semua partai dan kalangan.

Di samping itu, nama Anies juga muncul berserta nama mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) di pemilu internal PKS.

"Anies-Aher bisa jadi opsi alternatif di tengah kebuntuan, karena kami melihat ini akan ada perubahan konstalasi ya," kata Suhud.

Baca juga: PKS: Peluang Anies Baswedan Diusung sebagai Capres 2019 Semakin Kecil

Terkait munculnya nama AHY, Suhud memandang bahwa anak sulung dari SBY itu memiliki kapasitas untuk menjadi cawapres. Hal itu terbukti dari hasil survei beberapa lembaga yang menunjukkan elektabilitas AHY cukup tinggi.

Selain itu, AHY dinilai dapat menjaring suara dari pemilih-pemilih muda atau yang masuk kategori generasi milenials.

"Saya pikir posisi Pak AHY pentingnya di situ," tuturnya.

Sebelumnya, Partai Demokrat memberikan sinyal hendak berkoalisi dengan Gerindra mengusung Prabowo Subianto sebagai capres pada Pilpres 2019.

Nama AHY menjadi salah satu cawapres yang dipertimbangkan lantaran elektabilitasnya tinggi.

Di sisi lain, PKS telah lebih dulu menawarkan sembilan kadernya sebagai cawapres.

Adapun sembilan kader PKS yang dimaksud adalah Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, Mantan Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.

Kemudian, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al'Jufrie, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf, dan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.

Kompas TV Prabowo Subianto terus melakukan pertemuan intens dengan pimpinan partai yang prospektif untuk digandeng menjadi mitra koalisi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com