Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY: Semoga Tak Benar Mitos Kader Tak Jadi Cawapres, Suara Partai Akan Turun

Kompas.com - 26/07/2018, 04:55 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Dylan Aprialdo Rachman,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengaku akan menyiapkan strategi kampanye menghadapi Pemilu 2019 dalam dua kondisi.

Pertama, jika ada kader Demokrat yang menjadi calon wakil presiden. Kedua, jika Demokrat berkoalisi dengan salah satu kubu, tetapi tidak mengusung kader sebagai cawapres.

Hal itu disampaikan SBY dalam jumpa pers di kediamannya di Kuningan, Jakarta, Rabu (25/7/2017) malam.

Baca juga: Megawati Jadi Alasan SBY Enggan Merapat ke Kubu Jokowi

Saat itu, SBY ditanya apakah Demokrat tidak khawatir suara dalam pemilu legislatif 2019 akan turun jika tidak ada kader Demokrat yang maju dalam Pilpres.

Pada Pemilu 2019, pemilu legislatif dan pemilu presiden akan digelar secara serentak.

Dalam situasi itu, muncul pandangan bahwa parpol yang kadernya menjadi capres atau cawapres akan berimbas positif dalam pemilu legislatif.

"Penurunan suara parpol lantaran tidak punya capres cawapres itu harus diuji. Mungkin hipotesa. Apakah itu gara-gara tidak punya cawapres lantas suaranya jatuh?" kata SBY.

Baca juga: Kata SBY, Tuhan Belum Menakdirkan Hubungannya dengan Megawati Kembali Normal

"Saya sebagai pemimpin Partai Demokrat kalau dalam pilpres 2019, punya kader yang jadi cawapres, maka kampanye kami X. Kalau kami tidak punya kader sebagai cawapres, kampanye kami akan lain," tambah SBY.

Meski berharap, SBY menekankan bahwa tidak ada harga mati bagi Demokrat untuk mengusung cawapres.

Meski demikian, SBY menyinggung hasil survei sebelumnya terhadap elektabilitas para tokoh sebagai cawapres.

Baca juga: Menurut SBY, Bisa Saja Ada Parpol Pendukung Jokowi yang Hengkang

Tanpa menyebut nama, SBY mengatakan, hasil survei tersebut menempatkan kader Demokrat di posisi teratas sebagai cawapres.

"Mudah-mudahan tidak benar mitos kalau tidak punya cawapres lantas suara partai akan turun drastis. Kita lihat saja nanti," ujar Presiden keenam RI itu.

Hingga saat ini, baik kubu Prabowo Subianto maupun kubu Joko Widodo belum memutuskan siapa cawapres yang akan diusung.

Masing-masing parpol menyodorkan kadernya untuk dipilih sebagai cawapres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Gibran Temui Prabowo di Kertanegara Jelang Penetapan Presiden-Wapres Terpilih

Nasional
KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

KPU Batasi 600 Pemilih Tiap TPS untuk Pilkada 2024

Nasional
Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Dianggap Sudah Bukan Kader PDI-P, Jokowi Disebut Dekat dengan Golkar

Nasional
PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com