Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calonkan Yusuf Supendi, PDI-P Merasa Perlu Jembatan Komunikasi Nasionalisme dan Islam

Kompas.com - 19/07/2018, 10:07 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto menyatakan, pencalonan pendiri PKS Yusuf Supendi sebagai anggota legislatif (caleg) DPR dari partainya merupakan upaya penyatuan kelompok nasionalis dan Islam.

Ia megatakan, Presiden pertama RI Sukarno dalam membangun bangsa selalu melibatkan semua golongan termasuk umat Islam.

"Kami melihat bahwa PDI-P memerlukan jembatan untuk mengkomunikasikan seluruh dialektika pemikiran Bung Karno untuk Bangsa dan Negara. (Nasionalisme) Bung Karno dan Islam ini yang kami nilai sebagai hal yang strategis," kata Hasto di Kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta, Rabu (18/7/2018).

Baca juga: Alasan PDI-P Usung Pendiri PKS Yusuf Supendi Jadi Caleg DPR

Ia menambahkan, Yusuf telah mengkaji ideologi nasionalisme yang diusung PDI-P. Menurut Hasto, dalam kajian Yusuf, nasionalisme PDI-P juga mengandung spirit ke-Islaman.

Hal itu, kata Hasto, tertuang dalam ensiklopedi pemikiran Bung Karno dan Islam. Dengan demikian, tak ada yang perlu dipertentangkan antara nasionalisme dan Islam.

"Dan dalam dialog saya bertemu secara langsung itu beliau juga baru mengetahui bagaimana perjuangan Bung Karno dan Islam sebagaimana ada dalam Ensiklopedi Pemikiran Bung Karno dan Islam," papar Hasto.

Baca juga: Yusuf Supendi: 70 Persen Pendukung PDI-P Itu Umat Islam dan Santri

Yusuf sebelumnya mengaku memilih PDI-P sebagai kendaraan politik karena merasa memiliki kecocokan.

"70 persen pendukung PDI-P itu umat Islam dan santri. Saya kan santri, jadi ketemu santri cocok," kata Yusuf saat mendampingi elite PDI-P mendaftarkan caleg ke Kantor Komisi Pemilihan Umum, Selasa (17/7/2018).

Yusuf yakin bisa merebut mayoritas suara masyarakat di daerah pemilihan V Jawa Barat yang meliputi kabupaten Bogor.

Ia berkaca pada pengalamannya saat menjadi caleg PKS pada 2004. Saat itu, ia berhasil meraih 85.000 suara dan lolos ke Senayan.

"Temen-temen juga bilang, saya tidak perlu kampanye. Tidak perlu jual visi misi. Tinggal ketemu, silaturahmi saja," kata dia.

Yusuf merupakan pendiri Partai Keadilan yang merupakan cikal bakal Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Yusuf juga pernah menjadi menjadi anggota DPR periode 2004-2009 dari Fraksi PKS.

Namun pada 2010, Yusuf dipecat dari PKS. Saat itu dia menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Syariah PKS.

Dalam bukunya yang berjudul, 'Yusuf Supendi Menggugat Elite PKS', ia mengaku dipecat karena dituduh mengganggu istri orang dan menyelewengkan dana sumbangan.

Yusuf membantah tuduhan itu dan menggugat PKS ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, namun ditolak oleh majelis hakim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com