Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kubu Penguasa dan Kubu Oposisi Dinilai Masih Galau dalam Penentuan Capres-Cawapres Ideal

Kompas.com - 11/07/2018, 07:56 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby menilai kubu calon petahana Presiden Joko Widodo dan kubu oposisi masih galau dalam menentukan pasangan capres-cawapres yang ideal.

Di sisi Jokowi, kata dia, posisi elektoral mantan Gubernur DKI Jakarta itu lebih rendah dibandingkan posisi elektoral Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada kontestasi politik keduanya.

Pada waktu itu, dalam berbagai survei, elektabilitas SBY pada periode keduanya berada di atas 60 persen.

Baca juga: Posisi Jokowi Dinilai Lebih Rumit dalam Menghadapi Pilpres 2019

Sementara elektabilitas Jokowi saat ini masih di bawah 50 persen dalam berbagai versi survei.

"Karena elektoral tak sekuat Pak SBY. Sehingga Pak Jokowi butuh cawapres yang bisa menambah insentif elektoral di pilpres nanti," kata Adjie di kantor LSI, Jakarta, Selasa (10/7/2018).

Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby (kanan) memaparkan rilis survei di kantor LSI, Jakarta, Selasa (10/7/2018)DYLAN APRIALDO RACHMAN/KOMPAS.com Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby (kanan) memaparkan rilis survei di kantor LSI, Jakarta, Selasa (10/7/2018)

Selain itu, Adjie juga menduga masih ada perdebatan dan diskusi yang cukup alot di internal koalisi Jokowi dalam penentuan nama cawapres Jokowi.

Baca juga: Saat Dua Menteri Mengungkit Masa-masa Jadi Timses Jokowi-JK di Hadapan Anies...

"Sehingga sampai saat ini nama (cawapres) yang muncul belum mengerucut ya. Karena untuk di sisi Pak Jokowi cawapresnya belum pasti," kata dia.

Di kubu oposisi, Adjie melihat belum ada kepastian terkait siapa yang akan diusung sebagai capres-cawapres.

Ia berkaca pada manuver terkini PKS yang sebelumnya tegas mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto namun sempat mewacanakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai capres.

Baca juga: Politisi PKS: Prabowo Penantang Kuat Jokowi, yang Lain Masih Berat

Di sisi lain, Gerindra juga mempertahankan sikapnya dengan mengusung Prabowo sebagai capres.

"Lawannya Jokowi nampaknya belum ada kesepahaman siapa yang maju sebagai capres. Walaupun kita melihat ada semangat yang sama dari oposisi untuk menang dan mengalahkan Jokowi. Artinya dengan kesamaan pandangan itu bisa menyatu dan melebur jadi satu kekuatan," ujar dia.

"Jadi memang saat ini dua-duanya galau. Jokowi galau siapa cawapresnya, di pihak lain masih galau siapa yang layak melawan Jokowi," katanya.

Kompas TV Partai Demokrat akan memberi sanksi bagi TGB yang dianggap melanggar etika partai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com