JAKARTA, KOMPAS.com - Wakapolri Komjen Syafruddin menyatakan, kejahatan jalanan atau street crime harus diberantas.
Tidak hanya itu, Syafruddin juga menegaskan bahwa kejahatan jalanan mudah untuk diatasi. Ini bila dibandingkan dengan kejahatan yang lebih besar seperti terorisme.
"Namanya street crime itu gampang mengatasinya, gampang menanganinya," kata Syafruddin di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (10/7/2018).
Baca juga: Kunjungi Polda Metro Jaya, Komisi III Soroti Kejahatan Jalanan Jelang Asian Games
Syafruddin menuturkan, pihaknya memberikan waktu selama satu bulan bagi jajarannya untuk memberantas kejahatan jalanan. Pemberantasan harus dilakukan hingga tuntas.
Selain itu, Syafruddin juga menegaskan kepada jajarannya untuk mengungkap kasus-kasus kejahatan jalanan.
Apabila tidak terungkap, maka akan dilakukan evaluasi dan akan diganti apabila tidak mampu bekerja dengan baik.
Baca juga: 2 Hari Operasi Kewilayahan, Polisi Tangkap 39 Pelaku Kejahatan Jalanan
"Kalau tidak terungkap saya kan sudah bilang, kita akan evalusi pemimpinnya, Kapolresnya, Kapolseknya, kita tinggal ganti saja. Satu bulan saya kasih waktu," sebut Syafruddin.
Syafruddin menegaskan, pemberantasan kejahatan jalanan tersebut tidak hanya di Jakarta. Pemberantasan kejahatan jalanan, kata dia, harus dilakukan di seluruh Indonesia.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian telah memerintahkan kepada seluruh Kapolda untuk menggelar operasi kejahatan jalanan atau street crime. Operasi ini dihelat untuk menciptakan keamanan menjelang Asian Games 2018.
Baca juga: Wakapolri: Komandan Wilayah yang Tak Bisa Hentikan Kejahatan Jalanan Kita Ganti
Tito menjelaskan, operasi ini akan dievaluasi setiap minggu oleh Mabes Polri. Kapolda pun, sebut Tito, harus memastikan jajarannya dapat mengungkap kejahatan jalanan yang ada di wilayahnya.
Oleh karena itu, ia tak segan mencopot jajaran yang tidak berhasil mengungkapkan kejahatan jalanan.
Menurut Tito, jajaran yang dapat dicopotnya terkait hal ini antara lain Kapolres, Direktur Reserse, ataupun Kepala Satuan Reserse.
"Kalau misalnya dalam satu bulan ini ada kejadian tidak terungkap ya ganti lah. Ganti Kapolres, Dirserse, Kasatserse, berarti dia tidak bisa kerja. Ditawarkan kepada yang mau, yang bisa kerja," ungkap Tito usai menghadiri Dies Natalis dan Wisuda STIK-PTIK di Jakarta, Rabu (4/7/2018).