Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW Sebut Korupsi Dana Otsus Daerah Berpotensi Menguat

Kompas.com - 05/07/2018, 18:14 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz mengungkapkan, pihaknya sering menerima informasi dari masyarakat terkait penyalahgunaan dana otonomi khusus daerah.

Bahkan, ia melihat indikasi penyelewengan dana otonomi khusus itu semakin menguat.

"Indikasi itu sebenarnya semakin ke sini semakin kuat. Dan sebenarnya informasi-informasi yang kami terima itu tidak lagi bisa terbantah bahwa memang ada praktik curang, praktik buruk dalam dana otonomi khusus" kata Donal di kantor ICW, Jakarta, Kamis (5/7/2018) sore.

Baca juga: KPK Duga Gubernur Aceh Terima Suap Beberapa Kali Terkait Dana Otsus

Menurut dia, hal itu dibuktikan dengan tertangkapnya Gubernur Aceh Irwandi Yusuf oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Irwandi terlibat dalam dugaan penerimaan hadiah atau janji yang bertentangan dengan kewajibannya terkait dengan pengalokasian dan penyaluran Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA) Tahun Anggaran 2018 pada Pemerintah Provinsi Aceh.

"Cara menyelewengkan dana otonomi khusus itu tidak jauh berbeda dengan menyelewengkan dana APBD. Tidak akan jauh polanya, mekanismenya dan aktornya," kata dia.

Ia mencontohkan, pola sama itu bisa melalui permintaan uang komitmen di setiap proyek, suap perizinan hingga pengadaan barang atau jasa.

"Tapi tujuannya yang sama mencari keuntungan dan kekayaan dari jabatan," kata dia.

Donal juga memaparkan, maraknya kepala daerah yang terjaring dalam OTT KPK juga disebabkan dua perilaku buruk aktor politik yang semakin tumbuh.

"Yaitu perilaku buruk di partai karena minta uang di pencalonan. Karena itu membuat biaya demokrasi mahal," kata dia.

Baca juga: OTT Aceh, KPK Dalami Keterkaitan Uang yang Diamankan dengan Dana Otsus

Selain itu, Donal juga menyoroti perilaku elite politik yang jadi kepala daerah cenderung memiliki gaya hidup yang berlebihan.

"Beberapa kepala daerah yang ditangkap KPK yang hidup dengan mobil, tas, luar biasa mewah itu juga bagian dari perilaku buruk si kepala daerah itu," kata dia.

"Maka, memberantas korupsi menjadi susah dan kepala daerah tersangkut korupsi karena perilaku buruk itu dimiliki oleh partai dan elitenya yang menjabat," sambung Donal.

Kompas TV Pemeriksaan terus dilakukan oleh KPK terhadap suap yang melibatkan Irwandi Yusuf tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com