JAKARTA, KOMPAS.com - CEO Riset Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan menyebutkan, dalam survei yang dilakukan SMRC, nama Gubernur DKI Anies Baswedan kerap muncul sebagai calon wakil presiden (cawapres).
"Nama Anies Baswedan potensial, apalagi namanya masuk 5 besar terutama di massa pemilih nasional di luar Jokowi, Prabowo, dan Jusuf Kalla. Nama Anies jadi calon potensial cawapres atau calon penantang petahana," kata Djayadi di kantornya di Jakarta, Kamis (5/7/2018).
Baca juga: Survei SMRC: Machfud MD dan Sri Mulyani Konsisten Masuk 5 Besar Cawapres
Anies memang sempat digadang-gadang menjadi cawapres Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto hingga disandingkan dengan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Pilpres 2019.
Meskipun demikian, Djayadi memandang peluang Anies akan bergantung pada sejumlah hal. Salah satunya adalah apakah kubu non-petahana hanya menghasilkan satu nama calon yang akan menjadi penantang petahana.
Apabila kubu non-petahana menghasilkan banyak calon penantang, imbuh Djayadi, tentu akan sulit mengalahkan petahana. Hal ini dengan asumsi solidnya kubu non-petahana.
Baca juga: Dikaitkan dengan Jokowi dan Pilpres, Ini Kata Anies...
"Tapi kalau kubu non-petahana berhasil menemukan calon atau kandidat yang bisa mencuri suara dari pendukung Jokowi, misalnya, tentu potensi menangnya tinggi," ujar Djayadi.
Meskipun demikian, Djayadi memandang saat ini kubu petahana masih mencatat sejumlah aspek positif, minimal dari segi persepsi masyarakat terhadap kinerja petahana.
Selain itu, umumnya partai politik pendukung petahana pun masih solid, kecuali Partai Amanat Nasional (PAN).
Baca juga: Anies: Soal Capres Itu Urusan Ketum Parpol, Saya Urusannya Jakarta
Dengan demikian, kubu non-petahana harus berhati-hati dalam mencalonkan penantang bagi petahana. Tidak hanya itu, kubu non-petahana pun jangan sampai terpecah.
"Akan lebih kuat dan mudah bagi penantang petahana kalau mereka satu. Kalau misalnya Anies maju capres, harus dapat endorsement (dukungan) dari tokoh utama non-Jokowi sekarang, yaitu Pak Prabowo," jelas Djayadi.