Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua DPP Partai Demokrat: 90 Persen Pengurus Inti Memilih JK-AHY

Kompas.com - 03/07/2018, 17:43 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana Partai Demokrat untuk mengusung Jusuf Kalla-Agus Harimurti Yudhoyono di pemilihan presiden 2019, bersumber dari suara pengurus partai itu sendiri.

Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari mengatakan, sehari setelah pemungutan suara Pilkada 27 Juni 2018, ada tim yang menggelar jajak pendapat di antara para pengurus partai.

Lewat jajak pendapat itu, tim ingin mengetahui apakah pengurus partai lebih menginginkan Pilpres diikuti oleh dua pasangan calon saja atau ada pasangan calon alternatif.

Baca juga: Wacana JK-AHY dan Harapan Akan Poros Ketiga...

"Dari situ, hampir 90 persen pengurus inti menyatakan, memilih tiga poros. Jika memang ada tiga koalisi, maka calon yang ketiga, koalisi alternatif, mereka memilihnya JK-AHY," ujar Imelda dalam sebuah diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (3/7/2018).

Imelda menambahkan, wacana menduetkan Kalla dan AHY sebenarnya sudah muncul di kalangan internal sejak lama. Wacana itu kemudian menguat ketika Kalla bersilaturahmi dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono pada 25 Juni 2018 lalu.

Namun, Imelda membantah pertemuan Kalla dan SBY itu khusus membicarakan mengenai wacana duet Pilpres 2019.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menemui Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Pertemuan berlangsung di kediaman SBY di Kuningan, Jakarta, Senin (25/6/2018) malam.KOMPAS.com/Ihsanuddin Wakil Presiden Jusuf Kalla menemui Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Pertemuan berlangsung di kediaman SBY di Kuningan, Jakarta, Senin (25/6/2018) malam.
Menurut Imelda, duet kedua tokoh itu adalah terobosan di tengah ketidakpastian siapa calon wakil presiden dari dua nama yang diyakini maju dalam Pilpres 2019, yakni Joko Widodo sebagai petahana dan Prabowo Subianto.

"Lagipula, Pak JK sosok yang pernah bersama-sama Pak SBY, mengatasi konflik 2003 dan 2004 kemudian bersama- sama merekonsiliasi Aceh, lalu Pak JK saat ini juga membantu Presiden Jokowi. Jadi saya kira Pak JK ini sangat multitalenta. Mas Agus juga sama, pengetahuannya di militer baik, di administrasi juga, kemudian mendukung ekonomi kreatif anak muda," papar Imelda.

Baca juga: Elite Demokrat Pamer Gambar JK-AHY

Meski demikian, imelda mengakui, wacana ini belum menjadi keputusan majelis tinggi Partai Demokrat.

Rapat majelis tinggi partai baru akan dilaksanakan menjelang dimulainya rangkaian pembukaan pendaftaran pasangan capres cawapres oleh KPU, awal Agustus 2018.

Soal apakah majelis tinggi partai akan mewujudkan wacana itu, Imelda menyebut, "nanti tunggu tanggal mainnya saja."

Kompas TV Mahkamah Konstitusi menolak memproses uji materi terkait masa jabatan presiden dan wakil presiden dalam Undang-Undang Pemilu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com