JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) menuding telah terjadi kecurangan di Pemilihan Gubernur Lampung.
Akibatnya, Herman-Sutono yang diusung PDI-P mengalami kekalahan berdasarkan hasil hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga.
“Praktik money politic terjadi secara luar biasa, terstruktur, sangat sistematis dan menyebar ditengah masyarakat secara masif," kata Ketua DPP PDI-P Idham Samawi dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/7/2018).
Baca juga: Menang di Pilkada Lampung, Arinal Mengaku Ditelepon Presiden Jokowi
Idham mengatakan, permainan politik uang ini mengindikasikan adanya kekuatan kapital yang muncul dan digerakkan oleh korporasi raksasa di Lampung. Ia mengatakan, setidaknya sudah ada 16 kasus pelanggaran yang dilaporkan PDI-P ke Bawaslu.
Anggota DPR fraksi PDI-P dari Dapil Lampung Endro Suswantoro Yahman menambahkan, praktek politik uang terjadi secara luas.
Beberapa daerah yang ia sebutkan adalah Pekon Kresnomulyo di Kabupaten Pringsewu, Desa Cimanuk di Kabupaten Pesawaran, Pekon Sinar Betung, dan Pekon Singosari di Kabupaten Tanggamus.
Baca juga: Quick Count Charta Politika Pilkada Lampung Data 100 Persen, Arinal-Chusnunia Unggul
"Berdasarkan laporan masyarakat, di daerah-daerah tersebut terdapat ratusan amplop yang masing-masing berisi Rp 50 ribu," kata Endro.
Endro mengatakan, meskipun penyelenggara pemilu telah mengetahui pelanggaran ini, namun tidak ada tindakan lebih lanjut yang dilakukan.
"Penyelenggara pemilu tahu dan membiarkan. Hal ini menunjukkan bahwa institusi demokrasi yang berwenang ikut membiarkan merusak moral, harga diri dan martabat rakyat," kata dia.
Baca juga: Penembakan Posko Pemenangan Jelang Pilkada Lampung
Berdasarkan hasil hitung cepat yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei, Herman-Sutono yang diusung PDI-P hanya berada di posisi kedua. Suara pasangan ini kalah dari Arinal-Chusnunia yang diusung Golkar dan PKB.
Hitung cepat Charta Politika misalnya, mencatat Arinal-Chusnunia unggul dengan perolehan 36,75 persen, disusul Herman-Sutono (27,6 persen), Ridho-Bachtiar (24,47 persen), dan Mustafa-Jajuli (11,18 persen).