Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Exit Poll" Indikator: Pendukung PDI-P Lebih Banyak Pilih Ridwan-Uu

Kompas.com - 28/06/2018, 13:44 WIB
Ihsanuddin,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Exit Poll Indikator Politik Indonesia menunjukkan faktor minimnya suara pasangan TB Hasanuddin-Anton Charliyan (Hasannah) yang diusung PDI Perjuangan dalam Pilkada Jawa Barat 2018.

Dari hasil exit poll yang diambil setelah pemungutan suara pada Rabu (28/6/2018), terlihat bahwa pendukung dan simpatisan PDI-P tidak solid mendukung pasangan Hasannah.

Dari pemilih yang mengaku pendukung dan simpatisan PDI-P, hanya 28 persen yang memilih pasangan Hasannah.

Pendukung PDI-P yang memilih pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) justru lebih tinggi, dengan angka 37 persen.

Baca juga: Gerindra Yakin Sudrajat-Syaikhu Pemenang Pilkada Jabar Versi KPU

Simpatisan PDI-P yang mendukung pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi juga cukup tinggi, yakni sebesar 24 persen.

Sebelas persen sisanya memilih pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu.

Hasil survei Charta Politika terhadap 1.200 responden pada 23-29 Mei 2018, juga menunjukkan data yang sama.

Pendukung PDI-P di Jabar tidak solid. Mayoritas pendukung PDI-P (40,8 persen) malah memilih pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyani.

Tak solidnya simpatisan PDI-P di Jabar membuat pasangan Hasannah meraih suara paling minim berdasarkan hasil hitung cepat berbagai lembaga.

Baca juga: Apa yang Membuat Suara Sudrajat-Syaikhu dan Sudirman Said-Ida Melonjak?

Hasil hitung cepat Litbang Kompas, misalnya, pasangan Rindu mendapat 32,54 persen suara. Pasangan Sudrajat-Syaikhu berada di urutan kedua dengan 29,53 persen.

Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dibawahnya dengan 25,72 persen. Terakhir, pasangan Hasannah berada di posisi juru kunci dengan 12,2 persen.

Peneliti senior Indikator Politik Moch Adam Kamil mengatakan, fenomena ini menunjukkan mayoritas simpatisan PDI-P merasa tidak memiliki kedekatan dengan pasangan Hasannah.

Mayoritas simpatisan PDI-P, kata dia, justru lebih merasa dekat dengan Ridwan Kamil-Uu dan hal tersebut adalah wajar dalam pemilu.

"Umumnya simpatisan partai memang akan memilih calon yang yang diusung partainya. Tapi faktor kedekatan terhadap calon itu bisa melampaui kedekatan terhadap partai," kata Adam saat dihubungi kompas.com, Kamis (28/6/2018).

Baca juga: Gerindra Yakin Sudrajat-Syaikhu Pemenang Pilkada Jabar Versi KPU

Adam mencontohkan, fenomena di Pemilihan Presiden 2014 lalu. Saat itu, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa didukung lebih banyak parpol dibandingkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Namun, pada kenyataannya, Prabowo-Hatta yang didukung koalisi besar justru menelan kekalahan.

Hal itu terjadi karena simpatisan partai koalisi Prabowo-Hatta tidak solid mendukung pasangan tersebut.

"Kalau solid, harusnya Prabowo yang menang," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com