JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Kepala Polri Komjen Pol Syafruddin mengungkapkan, Polri menyiagakan 18.000 personel untuk mengamankan jalannya Pilkada Papua 2018.
Syafruddin menjelaskan, jumlah personel yang disiagakan tersebut jauh lebih besar dibandingkan pilkada sebelumnya.
"Sebanyak 18.000 pasukan, lebih besar dan ditambah dibandingkan tahun lalu," ujar Syafruddin di Istana Wakil Presiden RI, Jakarta, Selasa (26/6/2018).
Menurut Syafruddin, sejak awal Polri telah meningkatkan status pengamanan di Papua. Alasannya, Bumi Cendrawasih merupakan salah satu daerah yang statusnya rawan pada pilkada.
"Sudah ditingkatkan oleh (Polri) dari awal. Karena Papua salah satu titik rawan di pilkada, ada potensi konfliknya," kata Syafruddin.
Baca juga: Sistem Noken Masih Rawan Memicu Konflik Kekerasan pada Pilkada Papua
Selain Papua, Polri juga meningkatkan kewaspadaannya di Nusa Tenggara Timur, Maluku Utara, Kalimantan, serta di tiga pilkada provinsi di Pulau Jawa.
"Semua merupakan bagian dari yang kami waspadai jadi daerah rawan (pilkada)," kata dia.
Kerawanan itu, kata Syafruddin, biasanya terjadi pasca-tahapan pemungutan suara yang akan digelar esok hari, Rabu 27 Juni 2018.
"Setelah penghitungan di TPS dan mengangkut ke kecamatan di situ rawan. Oleh karena itu perlu dikawal. Semoga tidak terjadi apa-apa," tutur Syafruddin.