Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
AM Lilik Agung
Trainer bisnis

Mitra Pengelola GALERIHC, lembaga pengembangan SDM. Beralamat di lilik@galerihc.com.

Berpikir Sistem pada Era Pasca-kebohongan

Kompas.com - 26/06/2018, 17:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MAHAGURU manajemen Peter Senge dengan magnum opus-nya "The Fifth Discipline", yang melahirkan konsep "Organisasi Pembelajar" dan diadopsi berbagai perusahaan (organisasi) sejak tahun 1990-an hingga saat ini, baru saja berkunjung ke Indonesia.

Kunjungan yang minim pemberitaan ini sebenarnya selaras dengan kondisi kekinian yang sedang melanda Indonesia, yakni tergerusnya proses berpikir sehat.

Berita, informasi, kabar, atau apa pun namanya yang tidak benar dan melecehkan akal sehat terus diproduksi dan disebarkan dengan masif melalui media sosial.

Pun penerima berita tersebut tanpa mau berpikir kritis dan melakukan cek kebenarannya, memviralkan ke berbagai platform media sosial yang diikuti. Jadilah pasca-kebohongan menjadi penanda baru sebuah era.

Kajian Peter Senge agar organisasi menjadi organisasi pembelajar apabila dalam organisasi tersebut dikembangkan lima disiplin, yaitu berpikir sistem (system thinking), pribadi unggul (personal mastery), pola pikir–paradigma (mental model), visi bersama (shared vision), dan kelompok pembelajar (team learning).

Dua dari lima disiplin tersebut--paradigma dan berpikir sistem--menjadi relevan untuk menangkal, minimal mengurangi, masifnya berita sampah dan kabar bohong yang oleh para penyebar dan pengikutnya diyakini sebagai berita benar dan kabar bagus.

Oleh Senge, paradigma diartikan sebagai sehimpunan norma, nilai, ajaran dan informasi yang membentuk persepsi, asumsi, dan kerangka referensi dalam pikiran kita yang kemudian menentukan cara kita memahami, mengerti dan menafsirkan dunia dan kehidupan kita secara keseluruhan.

Perwujudan dari paradigma ini adalah sikap, keyakinan, tindakan, dan perilaku (Jansen Sinamo, 2005).

Sebagai contoh, Generasi X dan Y diajari oleh guru maupun orangtua bahwa kalau menggambar pemandangan itu dua gunung dengan jalan berbelok di antara dua gunung tersebut.

Di kiri-kanan jalan tersebut ada pematang sawah. Lalu dipojok gunung ada pohon kelapa. Di atas gunung ada burung terbang berdampingan dengan awan.

Ajaran dan informasi ini kemudian membentuk paradigma Generasi X dan Y. Menggambar pemandangan itu, ya, gambar dua gunung dengan berbagai aksesorinya.

Paradigma ini kemudian dilakukan terus-menerus yang akhirnya membentuk tindakan dan perilaku. Sampai saat ini jika Generasi X dan Y secara spontan disuruh menggambar pemandangan, mayoritas akan menggambar dua gunung.

Menjadi tanda berbahaya manakala paradigma manusia Indonesia diserang dengan berbagai kabar bohong nirkecerdasan. Kabar ini yang akan membentuk persepsi dan perilaku mereka. Memiliki persepsi keliru (bohong) pasti tindakannya akan keliru (bohong) pula.

Bagaimana sebuah bangsa akan menjadi produktif apabila persepsi dan tindakan warga negaranya dikuasai oleh kekeliruan dan kebohongan?

Berpikir sistem kemudian menjadi cara untuk membentuk paradigma yang sehat lagi cerdas. Oleh Senge, berpikir sistem memiliki dua idiom utama. Yang pertama, jangan melihat potret sesaat, tetapi lihatlah proses keseluruhannya. Kedua, jangan melihat sebab-akibat satu arah, lihatlah sebab-akibat antarbagian.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com