Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Konflik Antar-anggota, TNI-Polri Perlu Perkuat Pembudayaan Sinergisitas

Kompas.com - 12/06/2018, 15:24 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua SETARA Institute Hendardi memandang semangat sinergisitas yang digaungkan oleh pimpinan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian RI (Polri) belum menjadi budaya tersendiri hingga tingkat terbawah jajarannya.

Hal itu yang juga berpotensi memunculkan gesekan konflik antara anggota TNI dan Polri.

"Masing-masing anggota justru diajari kompetisi yang mengarah pada pengutamaan kelompoknya. Supremasi kelompok bahkan terjadi di internal TNI antar-matra, demikian juga di Polri," kata Hendardi kepada Kompas.com, Selasa (12/6/2018).

Ia menegaskan, pimpinan TNI dan Polri perlu membudayakan konsep sinergisme tersebut di internal kelembagaan.

"Sinergi di tingkat atas adalah aktivitas politik yang belum sepenuhnya menjadi kebiasaan anggota," kata dia.

Baca juga: Pascapengeroyokan, TNI AD Waspadai Provokasi terhadap TNI-Polri

Implikasi lemahnya penguatan sinergisitas tersebut membuat nilai-nilai kebersamaan dan persatuan belum melekat sepenuhnya pada tubuh TNI dan Polri. Hendardi berharap, TNI-Polri bisa membangun mentalitas sportif dan tanggung jawab ke seluruh jajaran dan kepangkatan.

Ia mengingatkan, TNI-Polri merupakan alat pertahanan dan keamanan negara yang harus saling menghormati. Sehingga seluruh jajaran TNI-Polri perlu mengesampingkan persoalan personal atau kelompok untuk menghindari konflik yang mencemarkan citra kedua institusi.

"Konflik lapangan selalu bermotif personal atau kelompok dan bukan terkait tugas anggota tetapi juga sering kali berupa kompetisi bisnis keamanan," kata dia.

Hendardi juga mengungkapkan, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian harus memiliki perangkat yang efektif untuk menegakkan disiplin anggota. Hal itu untuk memastikan semangat sinergitas TNI-Polri berjalan maksimal.

Baca juga: Pemberantasan Terorisme Tak Perlu Dikotak-kotakkan Hanya untuk TNI dan Polri

"Dalam Pilkada misalnya, sinergi anggota dan elit harus sama. Jangan ada ketidakjujuran untuk bersinergi," ujar Hendardi.

Seperti yang diketahui, terdapat dua insiden yang melibatkan oknum TNI-Polri. Beberapa waktu lalu, insiden pengeroyokan dan penusukan oleh oknum anggota Brimob menimbulkan dua korban anggota Kodam Jaya, Serda Darma Adi dan Serda Nikolas Kegomoi. Serda Darma meninggal akibat luka tusuk, sementara Serda Nikolas dirawat akibat luka-luka.

Di sisi lain, dua anggota polisi Subdirektorat Pengendalian Massa, Polda Metro Jaya, mengalami luka akibat dikeroyok oleh oknum diduga anggota TNI di Cijantung, Jakarta Timur, pada Sabtu (9/6/2018) silam.

Kompas TV Banyak pihak berharap pelaksanaan UU Ormas berjalan akuntabel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Kaesang Ingin Pileg 2029 Proporsional Tertutup: Pilih Partai, Bukan Caleg

Nasional
KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

KSAU Temui KSAL, Bahas Peningkatan Interoperabilitas dan Penyamaan Prosedur Komunikasi KRI-Pesud

Nasional
Pengamat Heran 'Amicus Curiae' Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Pengamat Heran "Amicus Curiae" Megawati Dianggap Konflik Kepentingan, Singgung Kasus Anwar Usman

Nasional
Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Sudirman Said Berharap Anies dan Prabowo Bisa Bertemu

Nasional
Marak 'Amicus Curiae', Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Marak "Amicus Curiae", Pakar: Jadi Pertimbangan Hakim MK untuk Gali Rasa Keadilan dalam Masyarakat

Nasional
Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Menpan-RB Setujui 40.839 Formasi CASN Kemensos demi Kuatkan Layanan Sosial Nasional

Nasional
Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com