JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan bahwa salah satu target Operasi Ketupat 2018 yakni mengamankan masyarakat dari kejahatan konvensional.
Bahkan, kata Tito, Polri akan menggelar operasi khusus untuk meringkus para pelaku kejahatan jalanan tersebut.
"Kejahatan konvensional, copet, jambret, tukang hipnotis, pembius dan lain-lain ini juga kami lakukan operasi khusus untuk itu," ujar Tito di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Senin (6/6/2018).
Namun, Tito tidak menjelaskan lebih lanjut terkait operasi khusus tersebut.
Baca juga: Kapolri: Menimbun Pangan Jelang Lebaran, Kami Pukul
Yang pasti, kata dia, kebijakan tersebut merupakan salah satu upaya menciptakan suasana aman dan nyaman bagi masyarakat yang akan merayakan Hari Raya Idul Fitri.
Sebelumnya, Kapolri menyatakan bahwa Operasi Ketupat 2019 mencanangkan beberapa target dengan tujuan utamanya yakni menciptakan kondisi hari raya Idul Fitri yang aman dan nyaman bagi masyarakat.
"Operasi Ketupat 2018 dalam rangka pengamanan Idul Fitri yang akan berlangsung 18 hari dari 7 juni sampe 24 Juni 2018," ujarnya.
Ia menuturkan, target pertama Operasi Ketupat 2018 yakni pengamanan arus mudik dan balik Lebaran. Diprediksi pada Jumat 8 Juni 2018, arus mudik akan dimulai.
Kedua, target stabilitas harga pangan jelang Lebaran.
Menurut Kapolri, berdasarkan penyataan Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan dan Dirut Bulog, stok pangan Lebaran aman.
Baca juga: Sopir Bus Angkutan Lebaran di Solo Jalani Tes Kesehatan
"Problem hanya tinggal masalah distribusi jangan sampai ada penimbunan, mafia yang main," kata mantan Kapolda Papua ini.
Ketiga, pengaman masyarakat dari kejahatan konvensional yang, belajar dari tahun-tahun sebelumnya, marak jelang Lebaran. Kejahatan tersebut yakni copet, jambret, hipnotis, sehingga pembiusan masyarakat.
Adapun target keempat yakni mengamankan masyarakat dari ancaman terorisme. Ia mmemastikan, jajarannya akan tidak akan berhenti untuk menumpas terorisme meski dalam jelang Lebaran.