JAKARTA, KOMPAS.com - Ombudsman RI berharap agar pilot dan karyawan maskapai Garuda Indonesia mengurungkan rencana mogok kerja pada saat mudik Lebaran nanti.
Sebab, hal itu pasti akan berdampak kepada masyarakat.
"Tentunya dapat membuat kekacauaan dalam arus mudik karena rencananya saat puncak arus mudik justru akan mogok," ujar Anggota Ombudsman Alvin Lie, Jakarta, Jumat (1/5/2018).
Baca juga: Menhub Minta Pilot Garuda Tak Mogok Saat Musim Mudik Lebaran 2018
Garuda Indonesia adalah maskapai yang memiliki market share besar dengan jumlah armada yang banyak.
Jika mogok kerja dilakukan, maka dampaknya akan dirasakan masyarakat luas.
Ombudsman mengingatkan, aksi mogok justru membuat publik hilang simpati kepada perjuangan serikat karyawan Garuda dan asosiasi pilot Garuda selama ini.
"Tentunya saya sebagai anggota Ombudsman ingin memastikan agar pelayanan publik tidak terganggu," kata dia.
"Saya akan memantau terus perkembangan ini dan saya juga akan berkomunikasi dengan beberapa pihak agar meninjau kembali dan mengurungkan rencana aksi tesebut. Bermusyawarahlah para pihak, semoga cepat ada solusi," sambung Alvin.
Baca juga: Karyawan dan Pilot Garuda Diminta Selesaikan Masalah Tanpa Korbankan Hak Konsumen
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku prihatin dengan rencana asi mogok oleh para pilot tersebut.
Menurut dia, pilot merupakan profesi yang membanggakan.
"Saya prihatin akan sikap pilot Garuda. Pilot adalah suatu kelompok profesi yang sangat membanggakan, saya mengharapkan para pilot tidak melakukan tindakan itu," kata Budi.
Budi meminta para pilot Garuda untuk mengambil jalan mediasi ketimbang melakukan aksi mogok.
Kekecewaan Pilot dan karyawan Garuda diungkapkan oleh Presiden Asosiasi Pilot Garuda Indonesia (APG) Captain Bintang Hardiono.
Baca juga: Karyawan Garuda Mogok, yang Tepuk Tangan justru Para Pesaingnya
Ia mengatakan, berbagai masalah teknis di Garuda timbul karena banyak Board of Directors atau Dewan Direksi Garuda Indonesia yang latar belakangnya bukan dari dunia penerbangan, melainkan dari perbankan.
Bintang menyebut, salah satu kebijakan yang bertentangan dengan para pilot dan karyawan adalah meniadakan mobil jemputan untuk kru kabin.