Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yudi Latief Sebut Pemahaman Pancasila Mulai Luntur, Ini Masalahnya...

Kompas.com - 01/06/2018, 10:11 WIB
Reza Jurnaliston,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pengarah Ideologi Pembinaan Pancasila (BPIP) Yudi Latief menyebut sejumlah masalah yang menyebabkan pemahaman Pancasila mulai luntur dari kehidupan bangsa saat ini.

“Pertama terjadi proses fragmentasi sosial di mana unsur-unsur politik identitas primordialisme kembali meruyak ke ruang publik,” kata Yudi saat ditemui di Kompleks Billy Moon, Jakarta, Kamis (31/5/2018).

Yudi mengatakan, terdapat gejala eksklusivitas sejumlah kalangan saat ini.

Selanjutnya, kata Yudi, masalah Pancasila yang kedua berkaitan dengan isu kesenjangan sosial.

Yudi mengatakan, perlu perhatian terhadap masalah persatuan dan keadilan dalam rangka memperingati hari Kesaktian Pancasila yang jatuh tanggal 1 Juni.

“Bagaimana kita mengembangkan persatuan tanpa mengorbankan keadilan, di saat yang sama kita memperjuangkan keadilan tapi tidak mengoyak persatuan,” kata Yudi.

“Keduanya (persatuan dan keadilan) ibarat sepasang sayap garuda yang harus bergerak secara serempak seperti kepalan sayap garuda,” lanjut dia.

Baca juga: Berbusana Jawa, Jokowi Jadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila

Di sisi lain, Yudi menuturkan merebaknya ekstremisme di ruang publik menunjukkan lemahnya membumikan Pancasila sebagai praktik ideologi (working ideology).

Oleh sebab itu, kata Yudi, perlu beberapa tindakan yang harus ditempuh. Ia mengatakan, dalam lembaga BPIP telah menyusun lima jalur untuk menjadikan Pancasila sebagai praktik ideologi.

“Pertama melakukan revitalisasi dan reaktualisasi pemahaman terhadap Pancasila,” kata dia.

Revitalisasi Pancasila, kata dia, adalah melalui penyegaran materi sosialisasi, pelurusan sejarah Pancasila, hingga penyegaran metode sosialisasi dan pedagogi Pancasila.

Kedua, tutur Yudi, mengembangkan nilai kerukunan di tengah masyarakat melalui penumbuhan nilai kewarganegaraan berbasis nilai-nilai Pancasila.

“Ketiga, mendorong terwujudnya keadilan sosial melalui perumusan sistem ekonomi dan pembangunan berbasis nilai-nilai Pancasila,” ucap dia.

Selain itu, langkah yang dilakukan lembaga BPIP adalah menguatkan internalisasi nilai-nilai Pancasila dalam produk perundang-undangan dan kebijakan publik.

Baca juga: Para Tokoh di Balik Lahirnya Pancasila

Kemudian, ucap Yudi, menumbuhkan, mempromosikan, dan mengapresiasi keteladanan agen-agan kenegaraan dan kemasyarakatan dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

“Jadi Pancasila tidak jauh-jauh dari hidup, kalau kamu bekerja keras, kamu jujur, kamu mencapai puncak karir tidak lewat saling sikut tapi atas dasar tanggung jawab pilihan kamu, dan dengan itu kamu menjadi kebanggan sekitarmu dan bagi bangsamu. Artinya kamu sudah melakukan pelayanan bagi bangsa,” tutur dia.

Kompas TV Menyambut peringatan hari lahir pancasila Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur menggelar sejumlah kegiatan di kota Ende.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com