JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengaku belum ada rencana untuk mengimpor beras menjelang Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah.
Bahkan, meskipun pemerintah sudah mengizinkan impor beras sebesar 500.000 ton, mantan Kepala Bareskrim Polri ini menegaskan, Bulog belum akan menggunakan wewenang tersebut.
"Memang sudah ada perintah untuk impor, tapi saya belum perlu. Jadi ya tidak dipakai. Buat apa? Itu kan boleh dilaksanakan, boleh tidak. Tapi wewenang Bulog," ujar pria yang akrab disapa Buwas saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Rabu (30/5/2018).
Menurut Buwas, pihak internalnya sudah mengkalkulasi kebutuhan beras sampai Lebaran tiba. Hasilnya, stok masih tersedia dan harga dipastikan stabil.
Saat ini, posisi stok beras di Bulog mencapai 1,48 juta ton. Per hari, jumlahnya bertambah sebanyak 11.000 hingga 15.000 ton yang merupakan hasil menyerap petani.
"Gudang saya sudah penuh. Yang penting kan stok masih ada dan harganya stabil terjamin. Ya sudah. Lagian kalau impor kan bikin petani resah," kata Buwas.
Baca juga: Pesan Wapres ke Buwas: Stok Pangan Lebih Baik Lebih, daripada Kurang
Sementara, soal potensi harga beras naik menjelang Lebaran, Buwas menegaskan, pihaknya tidak akan fokus pada operasi pasar. Menurut dia, kebijakan operasi pasar justru tidak efektif menekan harga.
Bulog akan menerapkan pola stabilisasi harga beras dengan cara menyuplai beras kepada wilayah yang harga berasnya naik.
"Saya tidak mau banyak operasi pasar. Nanti beras kita disedot sama pihak ketiga lagi. Tapi yang penting stabilisasi harga. Jadi kita sebarkan ke titik yang bergejolak. Harga beras kita paling rendah sehingga harga itu mau enggak mau turun," ujar Buwas.