JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Advokasi Pengungkapan Penembakan Misterius (Tap Petrus) yang terdiri dari LBH Jakarta, Kontras, dan Advokat Pro Rakyat mendatangi Kantor Mabes Polri, Jakarta, Senin (28/5/2018).
Mereka mendesak Bareskrim Polri segara menindaklanjuti laporan Melpina Badalu (45), ibu dari korban penembakan misterius Aldi Prasetya di Sulawesi Tengah pada Agustus 2017 lalu.
Sebelumnya, Melpina telah melaporkan insiden peluru nyasar yang menimpa anaknya dengan Laporan Polisi LP/373/III/2018/Bareskrim tertanggal 19 Maret 2018.
"Kalau saya melihat perkembangan penyidikan ini ngambang dalam artian jalan enggak mundur juga enggak," ujar Anggota TAP PETRUS Riesqi Rahmadiansyah di Mabes Polri, Jakarta.
Baca juga: Ibu Korban Peluru Nyasar di Luwuk Banggai Minta Perlindungan LPSK
"Yang saya prihatinkan ini kami sudah buat laporan sudah jalan dua bulan, pemanggilan saksi saja kami rasa belum," sambung dia.
Di tengah mendeknya tindak kasus tersebut, Riesqi justru mendengar kasus tersebut dilimpahkan kembali ke Polda Sulawesi Tengah.
Padahal sebelum mengadu ke Bareskrim kata dia, Melpina sudah lebih dulu melaporkan kasus penembakan anaknya ke Polres dan Polda setempat, namun ditolak.
Riesqi mempertanyakan sikap Bareskrim yang tidak kunjung menindaklanjuti kasus tersebut.
"Saya bandingkan dengan kasus terorisme, dengan heroiknya kepolisian bisa menangkap orang-orangnya dalam seminggu. Sementara ini sudah beberapa bulan dan bahkan kasusnya akan setahun pada Agustus nanti," kata dia.
Kronologi
Kasus peluru nyasar ini bermula pada Senin (28/8/2017) siang, Aldi Prasetya bersama beberapa temannya datang ke rumah makan dekat Kantor DPRD Luwuk Banggai. Letak rumah makan ke Kantor DPRD lebih dari 300 meter.
Sementara itu di depan Kantor DPRD Luwuk Banggai, banyak warga berkerumun menggelar aksi demonstrasi untuk menuntut hasil Muspida mengenai kasus konflik di Luwuk Banggai.
Sekitar pukul 14.00 WITA, masa mulai beringas sehingga terjadi aksi dorong mendorong dengan petugas keamanan.
Saat situasi itu terjadi, Aldi Prasetya sempat melihat situasi kejadian di dekat rumah makan. Tak betapa lama, terdengar suara tembakan. Aldi yang berada cukup jauh dari demontrasi tiba-tiba saja tergeletak.
Baca juga: Terkena Peluru Nyasar, Mempelai Pria Tewas di Pesta Pernikahan
Kepalanya tertembus peluru entah dari mana. Darah pun mengalir dari kepalanya hingga langsung di bawa ke rumah sakit. Untung, peluru nyasar itu tidak merenggut nyawa pemuda berusia 17 tahun itu.
"Kata ibunya beruntung dia tidak meninggal karena tertembak di kepala dan tembus. Peluru itu bersarang di kepala. Akhirnya dia di bawa ke rumah sakit, saat itu sampai dia dioperasi untuk mengeluarkan pelurunya dari kepalanya," kata anggota Tap Petrus Shaleh Al Ghafari.
"Setelah kejadian Aldi di bawa ke RSUD terus polisi datang menawarkan rujukan ke rumah sakit bhayangkara, Palu. Namun ibunya mau RS di Makasar yang lebih lengkap lebih baik dari Palu. Akhirnya Polisi mengusulkan di RS Keramat Jati Jakarta," sambung dia.
Saat ini, kondisi Aldi masih lemah dan mengalami trauma mendalam. Meski nyawanya bisa diselamatkan, namun pihak keluarga ingin kasus penembakan itu diselidiki dan dituntaskan.