Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendagri: Kunci Kemerdekaan Ada di Kemajemukan

Kompas.com - 24/05/2018, 14:31 WIB
Reza Jurnaliston,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo bicara soal kemajemukan yang ada di Indonesia. Kemajukan, kata dia, justru menjadi kekuatan yang bisa menjadi kunci kemerdekaan. 

Hal tersebut disampaikan saat memberikan pengarahan pada Rakor Ditjen Bina Keuangan Daerah dan Sosialisasi tentang Pedoman Penyusunan APBD, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (24/5/2018).

“Saling menghargai, yang mayoritas menghormati yang minoritas, yang minoritas menghargai yang mayoritas. Karena kunci kemerdekaan ini ada di kemajemukan bangsa,” kata Tjahyo.

Dalam kesempatan itu, Tjahjo juga menyinggung soal serangan teroris yang melanda Surabaya. Menurut dia, terorisme adalah masalah bangsa yang harus diseriusi oleh semua pihak. 

Baca juga: Yudi Latif: Indonesia Unggul soal Mengelola Kemajemukan

“Terorisme juga sama. Ini kejahatan luar biasa bukan hanya masalah yang sepele. Satu keluarga melakukan jihad. Kan kasihan. harus kita lawan dengan kegiatan yang luar biasa,” ucap dia.

Ia menuturkan Presiden Joko Widodo memerintahkan kepada semua jajaran di Kemendagri untuk menjaga stabilitas. Bahkan, Tjahjo mengajak semua komponen bangsa untuk saling bersama-sama melawan terorisme.

“Wong (emang) kita punya satpol PP, satpol PP digerakkan, siskamling, warga yang ada di RT RW digerakkan. Pak sekda (sekretaris daerah) mengingatkan camat, bahwa camat tidak sendiri. Di kecamatan itu ada yang namanya Kapolsek, Danramil punya Babinsa, ada tokoh masyarakat tokoh agama, libatkan dalam setiap pengambilan kebijakan politik pembangunan yang ada di kecamatan,” tutur dia.

Menurut Tjahjo, semua komponen perlu melakukan pencegahan dini untuk meminimalisasi tindakan terorisme.

“Deteksi dini itu penting. Kan itu di Surabaya ada warga yang cukup mampu, membaur dengan masyarakat, shalat di mushola, tiba-tiba sekeluarga membuat bom. Astaghfirullah. Pola pikir ini yang kita enggak tahu. Tahu-tahu bom,” kata Mendagri.

Baca juga: Densus 88 dan Kapolri Beda Pendapat soal Definisi Terorisme

Sebelumnya, rangkaian teror terjadi di Surabaya dan Sidoarjo dalam 24 jam.

Minggu (13/5/2018), ledakan terjadi di tiga gereja di Surabaya, yaitu di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia (GKI), dan Gereja Pantekosta Pusat.

Minggu malam, ledakan juga kembali terjadi di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur.

Pada Senin pagi (14/5/2018), bom bunuh diri kembali terjadi di depan Markas Polrestabes Surabaya, Jawa Timur.

Total belasan orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka karena aksi terorisme di sejumlah tempat tersebut.

Kompas TV Sutradara film Nia Dinata menganggap pendidikan antiradikal perlu diberikan ke pelajar di sekolah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Nasional
Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

Nasional
Pasca-serangan Iran ke Israel, Kemenlu Terus Pantau WNI di Timur Tengah

Pasca-serangan Iran ke Israel, Kemenlu Terus Pantau WNI di Timur Tengah

Nasional
Temui Megawati, Ganjar Mengaku Sempat Ditanya karena Tak Hadiri 'Open House' di Teuku Umar

Temui Megawati, Ganjar Mengaku Sempat Ditanya karena Tak Hadiri "Open House" di Teuku Umar

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Kritik Megawati Ajukan 'Amicus Curiae' ke MK

Kubu Prabowo-Gibran Kritik Megawati Ajukan "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Soal Gibran Ingin Bertemu, Ganjar: Pintu Saya Tidak Pernah Tertutup

Soal Gibran Ingin Bertemu, Ganjar: Pintu Saya Tidak Pernah Tertutup

Nasional
Telepon Wamenlu AS Pasca-serangan Iran ke Israel, Menlu Retno: Anda Punya Pengaruh Besar

Telepon Wamenlu AS Pasca-serangan Iran ke Israel, Menlu Retno: Anda Punya Pengaruh Besar

Nasional
Bakal Hadiri Putusan Sengketa Pilpres, Ganjar Berharap MK Tak Buat 'April Mop'

Bakal Hadiri Putusan Sengketa Pilpres, Ganjar Berharap MK Tak Buat "April Mop"

Nasional
Serahkan Kesimpulan ke MK, Kubu Anies-Muhaimin Yakin Permohonan Dikabulkan

Serahkan Kesimpulan ke MK, Kubu Anies-Muhaimin Yakin Permohonan Dikabulkan

Nasional
Soal 'Amicus Curiae' Megawati, Ganjar: Momentum agar MK Tak Buat 'April Mop'

Soal "Amicus Curiae" Megawati, Ganjar: Momentum agar MK Tak Buat "April Mop"

Nasional
Ke Teuku Umar, Ganjar Jelaskan Alasannya Baru Silaturahmi dengan Megawati

Ke Teuku Umar, Ganjar Jelaskan Alasannya Baru Silaturahmi dengan Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com