JAKARTA, KOMPAS.com - Cendekiawan Muslim Komaruddin Hidayat menilai penyerangan terhadap jemaah Ahmadiyah di Lombok Timur pada Sabtu (19/5/2018) dan Minggu (20/5/2018) tak beradab.
“Wah itu terlalu, itu bagi saya tidak sejalan dengan kemanusiaan, Pancasila dan Islam itu sendiri,” ucap Mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah di Menara Kompas, Jakarta, Rabu (23/5/2018).
Baca juga: Soal Penyerangan Jemaat Ahmadiyah, 12 Orang Sudah Dimintai Keterangan
Ia mengatakan, perlu penindakan yang tegas terhadap kasus penyerangan terhadap jemaah Ahmadiyah.
“Perlu penindakan, baik oleh tokoh-tokoh Islam dan negera harus bertindak,” kata dia.
Komaruddin meyakini Islam tidak pernah membenarkan cara-cara kekerasan untuk menyelesaikan persoalan, apa pun alasannya.
“Dalam Islam nggak boleh menyerang karena berbeda. Itu (penyerangan) udah terlalu, nggak bisa dibenarkan,” ucap Komaruddin.
Baca juga: Kerinduan Jemaah Ahmadiyah Ramadhan di Rumah Sendiri
Diberitakan sebelumnya, warga jemaat Ahmadiyah di Kecamatan Sekra, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi korban persekusi pada Sabtu-Minggu, 19-20 Mei 2018.
Tempat tinggal mereka diserang. Selain rumah, penyerangan juga menyasar harta benda.
Juru Bicara Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Yendra Budiana mengungkapkan, sebanyak 24 orang menjadi korban dalam peristiwa tersebut. Mereka kehilangan tempat tinggal.
Baca juga: Soal Penyerangan Ahmadiyah, PBNU Nilai Dialog Perlu Dikedepankan
Di antara para korban terdapat anak-anak, ibu hamil, dan lansia.
"Saat ini para korban masih berada di Mapolres Lombok Timur tanpa kepastian kapan bisa kembali ke rumah masing-masing dengan aman dan rumahnya bisa normal kembali dihuni," kata Yendra dalam konferensi pers di Kantor Komnas Perempuan, Jakarta, Senin (21/5/2018).