Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhan: Kita Menghadapi Orang Gila, Bukan Masalah Jihad

Kompas.com - 22/05/2018, 16:22 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

DEPOK, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan Komando Operasi Pasukan Khusus Gabungan (Koopsusgab) yang terdiri dari pasukan elite TNI memang sudah aktif dalam menanggulangi terorisme yang terjadi di Indonesia.

"Koopsusgab memang sudah aktif. Dulu setiap operasi, bergerak sendiri-sendiri. Sekarang otomatis operasinya gabungan dalam menanggulangi terorisme," kata Menhan usai memberi arahan kepada perwira Kostrad di Gor Kartika Divif I Kostrad Cilodong, Depok, Jawa Barat, Selasa (22/5/2018), seperti dikutip Antara.

Ia meminta semua pihak tidak perlu memperdebatkan pelibatan TNI melalui satuan Koopsusga).

Baca juga: RUU Antiterorisme: dari Pasal Guantanamo sampai Tantangan HAM

Satuan yang dibentuk mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Moeldoko pada awal 2015 itu merupakan gabungan pasukan elite, seperti Dansat 81 Gultor Kopassus TNI AD, Detasemen Jalamangkara TNI AL, dan Detasemen Bravo 90 TNI AU.

Menurut Ryamizard, dalam mengatasi persoalan terorisme dibutuhkan kerja sama seluruh komponen bangsa.

Menhan berharap, pembahasan RUU Nomor tahun 2003 tentang Tindak Pidana Terorisme atau Antiterorisme di DPR dapat segera dirampungkan.

Regulasi itu dinilai dapat mempercepat tugas TNI dan Polri untuk memberantas terorisme di Tanah Air.

"Apapun yang dibuat untuk bangsa dan negara ini kita mendorong terus, enggak boleh kita namanya UU Teroris masak kita sudah beberapa kali dihajar (dibom) gitu masih melulu mundur maju," ucapnya.

Baca juga: JK Sebut Definisi Terorisme Hal Sederhana yang Tak Usah Diperdebatkan

Menurut dia, apabila militer sesuai UU Antiterorisme jadi dilibatkan dalam upaya memberantas berbagai aksi terorisme, porsi penugasan maupun kerja sama antara pasukan TNI dan Polri di lapangan bakal berjalan dinamis.

"Itu tergantung. Kalau (penindakan) semua polisi, ya polisi. Kalau semua tentara, ya tentara. Artinya sama-sama. Lihat mana yang menindak, jika berat di hukum tentu polisi. Sedangkan kalau sudah menggunakan alat perang seperti bom, ya harus tentara," tegas Ryamizard.

Ia juga menyoroti fenomena teroris perempuan yang membawa serta anak-anaknya untuk melakukan pengeboman. Menurut dia, orang seperti itu sudah tidak waras.

"Coba, ada ibu bawa anaknya perempuan, anaknya itu disayang-sayang, digigit nyamuk nggak boleh, ini disuruh bawa bom. Itu sudah pikir orang gila, itu jadi kita menghadapi orang gila sekarang, bukan masalah jihad, tapi orang gila," ucap Ryamizard.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com