JAKARTA, KOMPAS.com - Reformasi 1998 punya banyak kesan bagi masyarakat Indonesia, tak terkecuali bagi putra sulung Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
AHY ingat betul, ia masih menjalani pendidikan militer di Akademi Militer saat itu reformasi 1998 terjadi. Hal itu ia ungkapkan saat menjadi pembicara dalam acara Refleksi 20 Tahun Reformasi.
"Salah satu isu utama reformasi yakni TNI. Pada 1998 saya waktu itu tingkat dua taruna, kami menyaksikan bersama-sama dari layar televisi di barak apa yang terjadi di Jakarta 21 Mei 1998," ujarnya, Senin (21/5/2018).
"Kami menahan nafas, karena tidak menyangka perubahan begitu cepat dan begitu fundamental terhadap bangsa kita dan mengubah ABRI selamanya," sambung dia.
Baca juga: Setelah Reformasi, Uang Bergambar Soeharto Pun Ditolak Pedagang...
Saat itu, AHY mengatakan, para siswa akademi militer melihat langsung para seniornya di TNI yang bertugas dilempari apapun dan di bentak-bentak masyarakat.
Melihat situasi itu, para siswa akademi militer mengelus dada dan gundah.
AHY berseloroh mengenangnya, lantas, mengundang tawa anggota Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang hadir dalam acara tersebut.
Baca juga: 21 Mei 1998, Saat Soeharto Dijatuhkan Gerakan Reformasi...
"Kami sampai mengelus dada, jangan-jangan kita salah jurusan, jangan-jangan kita salah masuk akademi militer," kata dia.
Bahkan, ucapnya, para siswa akademi militer tak bisa membayangkan situasi itu terjadi pada mereka saat harus terjun ke masyarakat yang justru anti-TNI
Meski demikian, ia bersyukur, reformasi justru membuat TNI kembali ke posnya. Kini, kata dia, TNI sudah netral dan tidak lagi terlibat politik praktis. Hal ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan rakyat pasca reformasi.