JAKARTA, KOMPAS.com - Survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan, elektabilitas pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin unggul dibandingkan pasangan lainnya, yakni Sudirman Said-Ida Fauziyah dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jawa Tengah.
Pasangan Ganjar-Yasin unggul dengan persentase 72,4 persen dibandingkan Sudirman-Ida yang mencapai 21 persen.
"Dari yang sudah memilih, sekitar 28 persen masih besar kemungkinan berubah pilihan," ungkap peneliti Indikator Politik Indonesia Kuskridho Ambardi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (21/5/2018).
Baca juga: Survei CSIS: Ganjar Pranowo-Taj Yasin 66,5 Persen, Sudirman Said-Ida Fauziyah 14,8 Persen
Adapun sebanyak 44 persen responden terlihat kecil kemungkinan atau hampir tidak mungkin untuk berubah pikiran.
Terkait popularitas, Ganjar Pranowo pun lebih unggul ketimbang Sudirman Said. Popularitas Ganjar tercatat sebesar 87,7 persen, sementara Sudirman mencapai 44 persen.
Sementara itu, popularitas Yasin sebagai calon wakil gubernur juga lebih tinggi ketimbang Ida. Indikator mencatat, popularitas Yasin sebesar 27,1 persen, sementara popularitas Ida mencapai 22,6 persen.
Baca juga: Peneliti CSIS: Debat Pilkada Jateng Tak Cukup Ampuh Tarik Calon Pemilih
Soal alasan memilih, ada tiga alasan besar para responden memilih pasangan Ganjar-Yasin. Alasan tersebut adalah sudah ada bukti nyata terkait hasil kerja (18 persen), berpengalaman di pemerintahan (12 persen), dan perhatian terhadap rakyat (12 persen).
Kuskridho menyebut, pola semacam ini tidak hanya terjadi di Jawa Tengah, namun juga daerah-daerah lain di Indonesia. Bahkan, pola ini juga terjadi di banyak negara.
"Pemilih menghargai pengalaman dan ada kerja yang terlihat. Perilaku ini juga terjadi di negara lain, di mana inkumben punya basis dukungan lebih banyak," terang Kuskridho.
Baca juga: Takut Ricuh Seperti Jabar, KPU Jateng Re-Design Debat Terakhir
Survei melibatkan sebanyak 820 responden di Jawa Tengah. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung.
Metode yang digunakan adalah multistage random sampling. Adapun toleransi kesalaham (margin of error) mencapai sekitar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Temuan survei adalah selama periode 12-21 Maret 2018. Survei tersebut, kata Kuskridho, didanai oleh dana internal Indikator Politik Indonesia.