JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Hendrawan Supratikno meyakini penjajakan koalisi dengan Demokrat di Pilpres tak akan terganggu meskipun Presiden Joko Widodo sempat menyinggung kebijakan BBM di era Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Tidak, tidak. Saya sudah sampaikan bahwa jangan sampai kalau kami komparasi masa lalu seakan-akan kami mencari kambing hitam," kata Hendrawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (18/5/2018).
Baca juga: Demokrat Sebut Kritik Jokowi ke SBY Tak Hambat Penjajakan Koalisi dengan PDI-P
Ia mengatakan pidato Jokowi yang menyinggung kebijakan BBM di era Ketua Umum Demokrat itu untuk mempelajari konteksnya, bukan untuk menyalahkan.
Hendrawan pun meyakini SBY seorang negarawan sehingga tak akan tersinggung dengan pidato Jokowi itu.
"Pak SBY itu negarawan, SBY tokoh yang sangat kita hormati. Kami berharap tidak perlu emosional dalam menanggapi persoalan ini. Apalagi kita semua tahu syarat politisi katanya harus memiliki kelenturan emosional," lanjut dia.
Baca juga: PDI-P: Pidato Jokowi soal BBM Tak Bermaksud Menyudutkan SBY
Kritik Jokowi soal subsidi BBM era SBY disampaikan saat menghadiri workshop anggota DPRD PPP pada Selasa (15/5/2018) kemarin.
Jokowi awalnya menyinggung kebijakannya soal BBM satu harga. Dengan kebijakan itu, Jokowi mengklaim harga BBM di wilayah terpencil, khususnya di kawasan Indonesia timur, bisa sama dengan di Jawa. Padahal, sebelumnya harga BBM di wilayah terpencil bisa mencapai Rp 60.000-Rp 100.000.
Jokowi kemudian menyinggung subsidi Rp 340 Triliun yang digelontorkan pemerintahan terdahulu. Ia tidak secara spesifik menyebut pemerintahan SBY.
Baca juga: PKS Minta Jokowi Fokus Penuhi Janji Kampanye dan Tak Salahkan SBY
"Dulu subsidi Rp 340 triliun kenapa harga (BBM di tiap daerah) enggak bisa sama? Ada apa? Kenapa enggak ditanyakan?" kata Jokowi.
"Sekarang subsidi sudah enggak ada untuk di BBM, tapi harga bisa disamakan dengan di sini. Ini yang harus ditanyakan. Tanyanya ke saya, saya jawab nanti. Ini yang harus juga disampaikan ke masyarakat," tambah dia.