Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Harap Tragedi Bom Surabaya Tak Dimanfaatkan Jadi Komoditas Politik

Kompas.com - 14/05/2018, 07:12 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengecam keras serangan teroris terhadap tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur,.Minggu (13/5/2018).

Mardani menegaskan agar semua pihak tak menggunakan peristiwa teror ini sebagai alat untuk kepentingan politik berbagai pihak.

"Harus dikutuk dengan keras, tetapi tidak boleh ada yang bermain api,  dengan mem-framing, mengarahkan dan memberikan konklusi, ataupun menggunakan ini untuk sesuatu di luar dari aspek keadilan dan penegakan hukum," kata Mardani usai menghadiri Milad ke-20 PKS di Sentul International Convention Center, Bogor, Minggu (13/5/2018).

Mardani mengingatkan, politisasi isu terorisme tidak dapat dibenarkan. Di sisi lain, ia berharap agar negara perlu melakukan penyelidikan yang transparan, profesional dan rinci.

"Buktikan sampai ke akar-akarnya. Karena kalau tidak, tidak bisa selesai. Kalau ini dianggap komoditas, namanya kita tidak bertanggung jawab. Nyawa itu mahal harganya," kata dia.

Baca juga: Terkait Bom Gereja di Surabaya, Masyarakat Diminta Tak Terprovokasi Desas-desus

Sebelumnya, Presiden PKS Sohibul Iman juga menegaskan, aksi tersebut tak bermoral karena membunuh sesama manusia.

"Kami mengutuk keras siapa pun yang melakukan aksi itu terhadap sesama manusia. Apalagi melakukan itu di rumah tempat ibadah dan ada orang orang yang akan beribadah," kata Sohibul dalam konferensi pers di SICC, Minggu.

Sohibul menegaskan, ajaran Islam tak mengajarkan umatnya melakukan tindakan biadab dengan menyerang orang lain dan rumah ibadah umat lain.

"Kita berharap kejadian ini tidak memicu konflik dan perserteruan antar-umat beragama," kata dia.

Baca juga: PKS Kutuk Keras Teror Bom di Surabaya

Sohibul juga berharap masyarakat melakukan konsolidasi untuk mewaspadai upaya adu domba antar-umat beragama.

"Kami ingin masyarakat bahu membahu dan waspada terhadap upaya adu domba dari pihak tertentu yang mereka tidak ingin kita berada dalam keadaan yang rukun," kata dia.

Sebelumnya, ledakan terjadi di tiga gereja di Surabaya, yaitu di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna.

Polisi menyebutkan, 41 orang terluka akibat aksi bom bunuh diri ini. Sementara korban tewas sebanyak 10 orang.

Presiden Joko Widodo telah menegaskan negara akan menanggung seluruh biaya pengobatan para korban ledakan bom.

Kompas TV Kapolri menyatakan bahwa sel kecil terorisme yang ada tidak mungkin bisa melawan negara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com