DEPOK, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menyatakan penghuni Rumah Tahanan (Rutan) Salemba cabang Markas Komando (Mako) Brimob sudah melebihi kapasitas.
Hal itu disampaikan Tito menanggapi terjadinya kerusuhan sekaligus penyanderaan di Rutan di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Selasa (8/5/2018) malam hingga Kamis (10/5/2018) pagi.
Menurut Tito, kelebihan kapasitas penghuni di sana menjadi penyebab kerusuhan.
"Persoalannya adalah over crowded yang kami lihat," kata Tito di Mako Brimob, Kamis (10/5/2018).
Baca juga: Kapolri: Kita TidakTakut Terorisme!
Dia mengatakan, idealnya Rutan di Mako Brimob dihuni 64 tahanan. Atau, lanjut dia, semaksimal mungkin Rutan tersebut hanya mampu menampung sekitar 90 tahanan.
Namun, kenyataannya, saat ini Rutan tersebut digunakan untuk menampung 155 tahanan dan narapidana teroris.
"Ini sebenarnya cukup untuk kira-kira idealnya 64 orang. Maksimal 90an lah. Ini saya lihat, saya juga baru tahu, sampai 155 orang di dalam itu. Jadi sangat sumpek sekali," lanjut Tito.
Sebelumnya, kerusuhan terjadi di Rutan cabang Salemba, Mako Brimob, Kepala Dua, Depok, sejak Selasa (8/5/2018) malam. Meski sempat ada perlawanan, sebanyak 155 tahanan di rutan cabang Salemba yang ada dalam Mako Brimob akhirnya menyerahkan diri pada Kamis pagi. Mereka langsung dipindahkan ke Lapas Pasir Putih, Nusakambangan.
Lima polisi yang disandera gugur dan seorang napi teroris tewas atas insiden ini. Namun, seorang sandera terakhir yakni Bripka Iwan Sarjana bisa dibebaskan dalam kondisi selamat pada Kamis dini hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.