JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal (Pol) Muhammad Iqbal menduga para narapidana terorisme bisa mendapatkan senjata lantaran merampas milik polisi.
Selain itu, ia menduga, para narapidana terorisme juga menjebol ruang penyimpanan barang bukti.
"Yang jelas senjata diduga kuat dari hasil rampasan rekan-rekan terbaik kami yang gugur, dan juga mereka menjebol (ruang) penyimpanan barang bukti," kata Iqbal saat ditemui di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Kamis (10/5/2018).
Baca juga: Briptu Syukron Fadhli, Baru 3 Minggu Bertugas di Mako Brimob
Namun, ia mengatakan, hal itu masih harus dipastikan.
Oleh karena itu, saat ini penyidik tengah memeriksa tempat kejadian perkara (TKP).
Ia memprediksi proses olah TKP akan berlangsung hingga malam hari.
Baca juga: Istri Ipda Yudi, Korban Teroris Mako Brimob, Melahirkan Hari Ini
Iqbal mengatakan, Polri berencana akan kembali mengadakan konferensi pers terkait penyanderaan di Mako Brimob, Jumat (11/5/2018) di Mabes Polri, Jakarta Selatan.
"Sekarang, kan, masih tahapan olah TKP. Proses penyidikan itu, kan, semua upaya penyidik untuk membuat terang suatu tindak pidana," ujarnya.
Baca juga: Kapolri Atur Strategi Teknis Penanggulangan Kerusuhan Mako Brimob dari Jordania
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto memastikan seluruh narapidana teroris yang sempat memberontak di Mako Brimob, Depok, sudah menyerah.
"Lengkap, 155 teroris menyerah kepada aparat kepolisian Republik Indonesia," kata Wiranto dalam jumpa pers di Mako Brimob.