Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Bonus Demografi Perlu Dimanfaatkan untuk Pembangunan Indonesia

Kompas.com - 09/05/2018, 13:43 WIB
Reza Jurnaliston,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Co Founder Digital Culture Syndicate Michael Boeby Hoelman menyatakan, bonus demografi bisa diolah menjadi aset dan pertumbuhan ekonomi inklusif.

Ia mengharapkan pemerintah bisa mengolah dan mengembangkan bonus demografi Indonesia menjadi keuntungan.

“Tahun 2019 adalah tahun yang menentukan, beberapa hal dan isu utama seperti bonus demografi dan revolusi Industri 4.0 bisa menjadi daya ungkit Indonesia melompat lebih jauh,” tuturnya dalam diskusi bertajuk “Kabinet Muda 2019: Peluang, Tantangan atau Fiksi” di Bakoel Koffie, Jakarta, Rabu (9/5/2018).

Baca juga: Bonus Demografi Harus Diikuti dengan Penguasaan Teknologi Digital

Bonus demografi, ucapnya, juga merupakan realitas faktual yang juga menuntut anak muda untuk masuk ke dalam pemerintahan. 

Sehingga, dibutuhkan generasi muda untuk masuk dalam kabinet pemerintahan 2019 untuk mendorong fokus pembangunan Sumber Daya Manusia.

Pria yang juga analis publik di lembaga yang sama ini juga menilai, keberadaan kalangan muda di kabinet sangat menentukan arah pembangunan.

"Secara politik kita harus melihat bahwa kualitas kabinet yang akan datang akan menjadi salah satu ukuran dan patokan. Dengan kabinet yang terdiri dari komposisi kalangan muda dan mumpuni, pemerintah akan lebih bisa menjalankan agenda pembangunan,” katanya.

Baca juga: Tantangan Bonus Demografi, Universitas Mesti Lakukan Ini..

Lebih lanjut, menurutnya, kabinet dari angkatan muda pada pemerintahan hasil pemilu 2019 nanti akan memastikan kabinet disusun berdasar kebutuhan nasional dan rasionalisasi ekonomi politik Indonesia.

Ia berharap kabinet masa depan merupakan komposisi antara seorang cendekiawan dan aktivis.

"Perlu zaken kabinet dengan berbasis pada kecakapan politik dan keahlian tertentu,” ucapnya.

Kompas TV Pernyataan Prabowo soal Indonesia yang dikisahkan bubar di tahun 2030 bertolak belakang dengan proyeksi pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com