Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penentuan Cawapres di Kubu Prabowo Dinilai Lebih Sengit daripada Jokowi

Kompas.com - 09/05/2018, 06:05 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Center for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi menilai penentuan kursi calon wakil presiden di koalisi pendukung Presiden Joko Widodo tidak akan berlangsung dengan sengit.

Sebab, kata dia, parpol koalisi Jokowi mampu mendiskusikan hal tersebut secara proporsional.

Justru ia melihat persaingan sengit perebutan cawapres terjadi di koalisi pendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

Pengamat Politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi di jenggala Center, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (4/5/2016)KOMPAS.com/Nabilla tashandra Pengamat Politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi di jenggala Center, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (4/5/2016)

"Begini, kalau di dalam koalisi Jokowi, menurut saya tidak (sengit). Tapi di luar itu (koalisi pendukung Jokowi) yang ribut, di luar koalisi. Ribut dalam artian memang belum ketemu (kesepakatan), dan masing-masing mereka merasa paling pantes buat dipilih," ujar Kristiadi usai menghadiri diskusi di gedung DPP Nasdem, Jakarta, Selasa (8/5/2018).

Baca juga: Gerindra Klaim PAN Merapat ke Koalisi Prabowo

Dia mencontohkan, di lingkaran koalisi Gerindra, masing-masing pihak mengajukan siapa yang paling pantas untuk menjadi wakil pendamping Prabowo.

Sementara, di koalisi Jokowi, setiap parpol pendukung telah menyepakati bahwa cawapres akan dibahas bersama oleh semua partai pendukung.

"Dan saya kira platformnya sudah disetujui adalah tokoh muslim yang memiliki wibawa untuk bisa merangkul semua rakyat Indonesia, tidak membedakan suku agama dan ras dari Sabang sampai Merauke," kata dia.

Baca juga: Tim Pemenangan: Ada 13 Nama Siap Jadi Cawapres Prabowo

Ia juga memandang bahwa Jokowi tak memiliki ruang gerak yang luwes dalam menentukan pendampingnya sendirian.

Sebab, ruang gerak Jokowi akan ditentukan oleh sikap dan kesepakatan dari partai-partai pendukung.

Koalisi Jokowi, kata Kristiadi , menginginkan Jokowi berpasangan dengan calon yang sekiranya mampu mewakili masyarakat secara keseluruhan.

"Enggak bisa, keluwesan akan bergantung bagaimana ramuan dari partai pendukung untuk bisa ketemu dan kompromi. Tapi dia, tidak bisa menentukan secara mandiri sendiri, karena dia akan jadi presidennya orang banyak," kata dia.

Baca juga: Cak Imin: Teman-teman Saya Doanya Salah, Makanya Jadi Cawapres Terus

Di sisi lain, pendukung Jokowi juga berhak untuk mengusulkan siapapun yang akan dicalonkan.

Ia memperkirakan dengan kriteria yang sudah jelas, maka koalisi Jokowi akan lebih mudah menemukan calon pendamping yang layak.

"Tapi menurut saya kriteria sudah jelas, itu akan lebih mudah," kata dia.

Baca juga: Romi Mengaku Tak Akan Galau jika Tidak Dipilih Sebagai Cawapres oleh Jokowi

Saat ditanya akan potensi Muhaimin Iskandar, Kristiadi melihat Muhaimin berhak mencalonkan diri sebagai cawapres.

Namun demikian, ia mengingatkan pilihan akan diputuskan berdasarkan kesepakatan partai pendukung nanti.

Kompas TV Partai Gerindra mengapresiasi usulan PKS yang mengajukan 9 nama calon wakil presiden pendapamping Prabowo Subianto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Prabowo Tiba di DPP PKB, Disambut Cak Imin dengan Karpet Merah

Nasional
Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Mahfud Sebut Mulai Buka Komunikasi dengan Banyak Pihak yang Sengaja Ditutup Selama Pilpres 2024

Nasional
Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Mahfud Baru Tahu Ada Undangan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran 30 Menit Sebelum Acara

Nasional
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Dewas

Nasional
Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Moeldoko Lantik Deputi IV dan V KSP, Isi Posisi Juri Ardiantoro dan Jaleswari Pramodhawardani

Nasional
Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Jokowi Soroti Minimnya Dokter Spesialis, Indonesia Rangking 147 Dunia

Nasional
Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Defisit Produksi Minyak Besar, Politisi Golkar: Ubah Cara dan Strategi Bisnis

Nasional
Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Airlangga: Jokowi dan Gibran Sudah Masuk Keluarga Besar Golkar

Nasional
Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Terima Kasih ke Jokowi, Prabowo: Pemilu Tertib atas Kepemimpinan Beliau

Nasional
1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

1 Juta Warga Berobat ke Luar Negeri, Jokowi: Kita Kehilangan Rp 180 T

Nasional
Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Kronologi Ganjar Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, KPU Telat Kirim Undangan

Nasional
Kala Hakim MK Beda Suara

Kala Hakim MK Beda Suara

Nasional
Usai Penetapan Presiden-Wapres Terpilih, Gibran Sambangi Warga Rusun Muara Baru sambil Bagi-bagi Susu

Usai Penetapan Presiden-Wapres Terpilih, Gibran Sambangi Warga Rusun Muara Baru sambil Bagi-bagi Susu

Nasional
Disebut Bukan Lagi Kader PDI-P, Gibran: Dipecat Enggak Apa-apa

Disebut Bukan Lagi Kader PDI-P, Gibran: Dipecat Enggak Apa-apa

Nasional
PKS Bertandang ke Markas Nasdem Sore Ini

PKS Bertandang ke Markas Nasdem Sore Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com