Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyidik Sebut Ada yang Ganjil dalam Keterangan Aziz Samual soal Setya Novanto

Kompas.com - 07/05/2018, 22:25 WIB
Abba Gabrillin,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Riska Anungnata menyebut ada beberapa keganjilan dalam keterangan yang diberikan politisi Golkar Aziz Samual, mengenai hal-hal yang terjadi pada Setya Novanto, sebelum terjadi kecelakaan pada November 2017 lalu.

Hal itu dikatakan Riska saat bersaksi di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (7/5/2018). Dia bersaksi untuk terdakwa Fredrich Yunadi.

"Memang waktu kami periksa ada beberapa hal ganjil dalam keterangannya," ujar Riska.

Menurut Riska, Aziz Samual merupakan salah satu orang yang mendampingi Novanto sejak mantan Ketua DPR itu dicari-cari oleh KPK.

Menurut Riska, pada saat penyidik menggeledah kediaman Novanto, Aziz menggunakan kendaraan pribadinya untuk membawa pergi Setya Novanto.

Baca juga : Setya Novanto Akan Kooperatif, Pengacara Sebut Akan Ada Kejutan

Saat diperiksa, menurut Riska, Aziz mengaku hanya berkeliling dan mencari makan bersama Novanto dan ajudan Novanto bernama Reza Pahlevi.

Tetapi, faktanya pada saat itu dia membawa Novanto ke sebuah hotel di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Selain itu, menurut Riska, Aziz mengaku pada awalnya diminta oleh Novanto agar pulang dan tidak mengikutinya. Tapi pada kenyataannya, Aziz tetap mendampingi Novanto pada 15 dan 16 November 2017.

Baca juga : Ditanya Hakim soal Benjol Segede Bakpao Setya Novanto, Begini Jawaban Fredrich Yunadi...

Dalam pemeriksaan, menurut Riska, Aziz juga mengaku tidak melihat Novanto pada saat kecelakaan. Padahal, menurut ajudan Novanto, Reza Pahlevi, mobil yang dikemudikan Aziz ada di belakang, mengikuti mobil yang ditumpangi Novanto, yang dikendarai oleh wartawan Metro TV Hilman Mattauch.

"Katanya dia agak jauh di belakang, jadi tidak kelihatan kalau kecelakaan," kata Riska.

Selain itu, menurut Riska, Aziz mengaku pada awalnya sudah memberitahu Novanto bahwa dia sedang dicari oleh KPK. Namun, menurut pengakuan Aziz, Novanto tetap tidak ingin kembali ke rumah saat sedang terjadi penggeledahan.

"Aziz bilang, 'Saya sudah sampaikan, tapi Beliau (Novanto) enggak mau. Ya mau bagaimana lagi, Beliau ketum saya," kata Riska menirukan ucapan Aziz.

Kompas TV Selama masa orientasi ini, terpidana korupsi 15 tahun penjara itu belum boleh dijenguk oleh siapapun.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Masih di Yogyakarta Saat Penetapan Prabowo-Gibran, Ganjar: Kalau Saya di Jakarta Akan Hadir

Masih di Yogyakarta Saat Penetapan Prabowo-Gibran, Ganjar: Kalau Saya di Jakarta Akan Hadir

Nasional
Terima Penetapan Prabowo-Gibran, PDI-P: Koalisi Sebelah Silakan Berjalan Sesuai Agenda yang Ingin Dilakukan

Terima Penetapan Prabowo-Gibran, PDI-P: Koalisi Sebelah Silakan Berjalan Sesuai Agenda yang Ingin Dilakukan

Nasional
Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

Tertawa Lepas, Anies-Cak Imin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Jadi Presiden dan Wapres Terpilih

Nasional
Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Dibayangi Masalah Aturan Impor Kemendag dan Kementan

Program Susu Gratis Prabowo-Gibran Dibayangi Masalah Aturan Impor Kemendag dan Kementan

Nasional
PDI-P Masih Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Tak Berpengaruh terhadap Hasil Pemilu

PDI-P Masih Gugat KPU ke PTUN, Nusron: Tak Berpengaruh terhadap Hasil Pemilu

Nasional
Kenakan Kemeja Putih, Prabowo-Gibran Tiba di KPU

Kenakan Kemeja Putih, Prabowo-Gibran Tiba di KPU

Nasional
AHY: Demokrat Siap Sukseskan Program dan Kebijakan Prabowo 5 Tahun ke Depan

AHY: Demokrat Siap Sukseskan Program dan Kebijakan Prabowo 5 Tahun ke Depan

Nasional
Penetapan Presiden dan Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Berangkat Bareng ke KPU

Penetapan Presiden dan Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Berangkat Bareng ke KPU

Nasional
Ganjar-Mahfud Absen Saat Penetapan Prabowo-Gibran, PAN: Enggak Pengaruh

Ganjar-Mahfud Absen Saat Penetapan Prabowo-Gibran, PAN: Enggak Pengaruh

Nasional
Sudirman Said Sebut 'Dissenting Opinion' 3 Hakim MK Jadi Catatan Pengakuan Kejanggalan Pilpres 2024

Sudirman Said Sebut "Dissenting Opinion" 3 Hakim MK Jadi Catatan Pengakuan Kejanggalan Pilpres 2024

Nasional
Pimpinan MPR: Mooryati Soedibyo Sosok Inspiratif Perempuan Indonesia

Pimpinan MPR: Mooryati Soedibyo Sosok Inspiratif Perempuan Indonesia

Nasional
Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Pemenang Pilpres 2024

Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Pemenang Pilpres 2024

Nasional
AHY: Selamat Pak Prabowo-Gibran, Presiden Terpilih 2024-2029

AHY: Selamat Pak Prabowo-Gibran, Presiden Terpilih 2024-2029

Nasional
Apresiasi Putusan MK, AHY: Kami Tahu Beban dan Tekanan Luar Biasa

Apresiasi Putusan MK, AHY: Kami Tahu Beban dan Tekanan Luar Biasa

Nasional
Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Paparkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Paparkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com