Sepekan lebih, terjadi perdebatan soal intimidasi yang diperlihatkan video viral saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor alias Car Free Day (CFD), Minggu (29/4) pekan lalu.
Awalnya perdebatan berkisar antara adanya intimidasi atau tidak. Namun belakangan, perdebatan mengarah kepada tagar alias tanda pagar #KodeGelang, yang berafiliasi dengan aksi intelijen di balik peristiwa intimidasi CFD.
Adalah Mustofa Nahrawardaya, seorang Aktivis Muhammadiyah yang juga vokal bersuara di media sosial, dan kerap menjadi narasumber di Televisi.
Baca juga: Sandiaga Minta Jakarta Smart City Cek Video Viral Bernuansa Politis di CFD
Tofa, panggilannya, yang pertama kali mengungkapkan bahwa ada gelang khusus yang dipergunakan saat CFD lalu, dan diduga kuat menjadi penanda aksi, yang ditengarainya berkaitan dengan operasi Intelijen.
Gelang
Gelang yang dimaksud, adalah gelang Kokka, yang berasal dari Arab Saudi, selain sering digunakan untuk asesoris, juga bisa digunakan untuk membantu menghitung bacaan dzikir.
Benarkah apa yang disampaikan Tofa?
Saya mewawancarainya dalam progam AIMAN, yang akan tayang malam ini (7/5/2018) pukul 20.00 wib di KompasTV.
Saya mewawancarainya detail terkait hal ini, termasuk ada tiga alasan ia ungkapkan.
Ia menggunakan istilah operasi Intelijen, karena ada sebuah kesengajaan yang nyata, menurutnya.
Tidak mungkin hal ini adalah sesuatu yang alami terjadi, tanpa ada operatornya.
Gelang bukan satu–satunya tanda, adanya kecurigaan ini.
“Gelang hanya dipakai menandakan kelompok yang memiliki tujuan sama untuk menyukseskan aksi”, menurut Tofa yang kerap menganalisi kasus kriminal di media massa.
Selain gelang, ada aksi sepekan sebelumnya di tempat yang sama dari kelompok yang berseberangan dengan kelompok #2019GantiPresiden dan berkumpul di sekitar Bundaran HI.
Menurut Tofa, aksi ini untuk memicu aksi pekan setelahnya, agar muncul aksi tandingan dari kelompok #2019GantiPresiden.