Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspresi Perbedaan Pilihan Politik Harus Utamakan Ketertiban Umum

Kompas.com - 30/04/2018, 15:47 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudi Latif menegaskan, masyarakat pada dasarnya memiliki hak untuk mengekspresikan preferensi politiknya.

Namun demikian, kebebasan berekspresi tetap dibatasi oleh aturan ketertiban umum. Ia mengimbau, agar ekspresi pilihan politik jangan sampai memunculkan tindakan persekusi bahkan sampai menggunakan kekerasan fisik.

"Boleh setiap pihak punya ikon, simbol dan pilihan, tapi harus memperjuangkan itu di ruang publik tanpa kekerasan apalagi kemudian diskriminatif atau menyerang pihak lain, atau personal," kata Yudi usai menghadiri sebuah diskusi di Wisma Samadi, Jakarta, Senin (30/4/2018).

(Baca juga: Mendagri Berharap Masyarakat Tak Terpancing Intimidasi di Car Free Day)

Yudi menyayangkan sejumlah aksi intimidasi terhadap beberapa orang berbaju putih dengan tagar #DiaSibukKerja pada kegiatan car free day di Bundaran HI, Minggu (29/4/2018). Tagar itu merupakan identitas warga yang menyatakan dukungannya terhadap Presiden Joko Widodo.

Ia mengingatkan, agar ekspresi pilihan politik juga mengutamakan sikap toleransi tanpa harus melakukan intimidasi terhadap yang berlawanan. Sebab, sikap seperti itu justru akan merusak esensi dari demokrasi.

"Karena kan demokrasi itu melawan prinsip dan nilai-nilai yang berbau pemaksaan," kata dia.

Di sisi lain, Yudi juga menyarankan agar partai politik tidak abai terhadap aksi seperti ini. Parpol sebagai lembaga pendidikan politik harus membangun kesadaran berpolitik masyarakat dengan mengutamakan nilai-nilai kebersamaan.

(Baca juga: Istana: Memilih Presiden adalah Kebebasan, Tak Boleh Ada Intimidasi)

 

Parpol juga perlu mengembangkan nilai-nilai etik kepada masyarakat ketika mereka mengungkapkan ekspresi politiknya di ruang publik.

"Seharusnya berbagai kode etik perilaku di ruang publik harus dipenuhi. Kalau kita melanggar prinsip kepatutan publik, apa yang dimulai dengan kesalahan pasti akan berdampak buruk," kata dia.

Yudi juga menekankan pentingnya pendidikan Pancasila dari tingkat pendidikan dasar hingga tingkat ruang pendidikan politik melalui partai politik. Parpol diharapkan tak sekadar fokus pada persoalan penentuan kandidat maupun posisi jabatan jelang Pemilu 2019.

"Jadi jangan parpol berkutat pada persoalan prosedur pemilihan saja, aspek budaya politik itu juga harus digarap," katanya.

Acara car free day di kawasan Bundaran HI, Minggu (29/4/2018) diwarnai insiden intimidasi. Peristiwa intimidasi itu viral di media sosial.

(Baca juga: Projo: Tahan Diri dan Bijak Sikapi Intimidasi di Car Free Day0

Tampak sekelompok orang yang mengenakan kaus bertuliskan #2019GantiPresiden melakukan intimidasi kepada beberapa orang yang mengenakan baju putih bertuliskan #DiaSibukKerja. Salah satu video menampilkan seorang ibu dengan kaus tersebut bersama anaknya ikut diintimidasi.

Kaus putih ini digunakan kelompok relawan Jokowi yang sedang melaksanakan kegiatan jalan santai di sana.

Kompas TV Video ini viral dan jadi perbincangan warga nitizen. Tampak video direkam saat acara car free day.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com