JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua DPR Setya Novanto mengaku, dirinya berada di Sentul, Bogor, Jawa Barat, saat penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumanya di Jalan Wijaya, Jakarta Selatan, 15 November 2017.
Hal itu dikatakan Novanto saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jumat (27/4/2018). Novanto bersaksi untuk terdakwa dokter Bimanesh Sutarjo.
"Waktu itu saya rapat sampai pukul 18.00 setelah sembahyang, saya pulang," kata Novanto.
(Baca juga: Direktur RS Benarkan Sikap Dokter IGD yang Tolak Tangani Setya Novanto)
Menurut Novanto, hari itu dia berada di rumahnya sampai sekitar pukul 19.00. Saat itu sedang dilakukan doa bersama di kediamannya.
Novanto kemudian memutuskan pergi ke Cibulan, Puncak, Jawa Barat. Novanto berencana menemui seseorang yang ia sebut sebagai Haji Usman.
Menurut Novanto, di tengah perjalanan, ia diberi tahu ajudannya bahwa rumahnya didatangi banyak polisi dan petugas KPK.
Ia pun terus memantau berita di media massa untuk mengetahui apa yang terjadi.
(Baca juga: Direktur RS Permata Hijau Akui Ada Ketidakwajaran Perawatan Novanto)
Tanpa disadarinya, tiba-tiba mobil yang dikemudian politisi Golkar Aziz Samuel itu berhenti di sebuah rumah di kawasan Sentul.
"Tahu-tahu sudah bayar tol, sudah masuk garasi, sudah ada rumah kayak ada ruangan tamu dan kolam renang," kata Novanto.
Keesokan harinya, yakni pada 16 November 2017, Novanto didampingi ajudannya kembali ke Gedung DPR. Pada sore harinya, Novanto mengalami kecelakaan dan dirawat di RS Medika Permata Hijau.