JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual (Dirjen KI) Kementerian Hukum dan HAM Freddy Harris mengatakan, Indonesia memiliki potensi alam maupun budaya yang kaya.
Dengan kepekaan intelektual, potensi tersebut bisa dijadikan sesuatu yang khas di daerah tersebut. Ia pun mendorong masyarakat segera mendaftarkan indikasi geografis itu sebagai hak paten.
"Daftarkan cepat. Dibikin mudah sekarang. Kalau sudah daftar, dikasih sertifikat. Nanti diperiksa, dikirimkan timnya," ujar Freddy di lapangan silang Monas, Jakarta, Kamis (26/4/2018).
(Baca juga: Menkumham Buka Pameran Hari Kekayaan Intelektual Sedunia di Monas)
Freddy mengatakan, indikasi geografis merupakan ciri khas yang menunjukkan daerah asal suatu barang.
Namun, yang bisa didaftarkan sebagai hak cipta bukan sekadar kekayaan alam yang "mentah".
Menurut dia, harus ada campur tangan manusia untuk menjadikan kekayaan alam itu suatu produk berdaya guna yang tak ditemui di daerah lain.
"Contohnya kopi ditanam di hutan, tidak bisa didaftarkan hak paten. Kalau kopi itu dipelihara, dijadiin enak rasanya, diroasted, dijadiin produk, itu baru bisa," kata Freddy.
Saat ini, bukan lagi masyarakat di daerah berbondong-bondong ke kota untuk mencari nafkah.
(Baca juga: Dari Isyana Sarasvati hingga Daniel Mananta Dapat Penghargaan Kekayaan Intelektual dari Pemerintah)
Sebaliknya, masyarakat kota yang ke daerah-daerah untuk menikmati produk tertentu langsung dari asalnya.
Freddy memastikan apa yang sudah dipatenkan melalui Kemenkumham tidak bisa diklaim oleh negara lain.
"Tidak hanya sekadar negara lain, di daerah di negara kita sendiri aja tidak bisa," kata dia.
Freddy mengakui masih sedikit masyarakat yang sadar pentingnya mematenkan produknya dan mengenali indikasi geografis.
Orang-orang hanya mengetahui tahu Sumedang sebagai makanan, padahal termasuk kekayaan intelektual.
(Baca juga: Startup Bisa Daftarkan Hak Kekayaan Intelektual secara Gratis)
Oleh karena itu, mulai tahun ini dicanangkan tahun indikasi geografis agar semakin banyak potensi produk khas daerah tertentu yang didaftarkan dan dikembangkan, baik nasional maupun internasional.
"Tadi ada bupati-bupati datang, sekarang sudah ada awareness daerah. Makanya kita kampanye ke daerah ayo daftarin," kata Freddy.