JAKARTA, KOMPAS.com - Survei Kompas yang dirilis Rabu (25/4/2018), menempatkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam kategori ketiga bersama Partai Berkarya dan Partai Garuda.
Ketua Umum PSI menilai hasil survei tersebut merupakan hal yang wajar. Sebab, PSI merupakan partai yang baru akan ikut pada Pemilu 2019 mendatang.
"Survei terhadap PSI bervariasi, dan menurut kami wajar saja, kan partai baru. Belum boleh berkampanye. Wajar jika masih sedikit masyarakat yang tahu keunggulan PSI," kata Grace kepada Kompas.com, Rabu (25/4/2018).
(Baca juga: Survei Kompas: Enam Parpol Terancam Tak Lolos ke DPR)
Menurut Grace, hasil survei tersebut justru menjadi dorongan bagi PSI untuk tetap optimistis dan bekerja keras dalam meraih suara di atas parliamentary threshold.
Grace menginginkan publik mengetahui pembaruan cara berpolitik yang dilakukan oleh PSI.
"Manajemen partai yang profesional, perekrutan caleg yang profesional dan transparan, membangun teknologi informasi agar masyarakat bisa selalu mengawasi kinerja angggota dewan, politik meritokrasi, dan sebagainya," ujarnya.
Ia yakin jika publik telah mengetahui hal-hal tersebut secara luas, masyarakat bisa mengarahkan dukungannya terhadap PSI.
Dalam survei Kompas kali ini, selain tiga partai baru tersebut, ada tiga partai lama lainnya yang berada di kategori ketiga.
(Baca juga: Survei Kompas: Elektabilitas PDI-P, Gerindra, dan Golkar Teratas)
Partai itu yakni Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Bulan Bintang (PBB), serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Parpol di kategori ketiga dinilai harus menghadapi tantangan berat untuk bisa lolos ambang batas parlemen yang pada Pemilu 2019 besarnya 4 persen.
Survei Kompas ini dilakukan dengan tatap muka terhadap 1.200 responden pada 21 Maret-1 April 2018.
Responden dipilih secara acak bertingkat di 32 provinsi dan jumlahnya ditentukan secara proporsional.
Menggunakan metode ini, pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error plus minus 2,8 persen.