Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Roy Suryo Sesalkan Perintah SBY untuknya yang Bocor ke Publik

Kompas.com - 22/04/2018, 12:49 WIB
Yoga Sukmana,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo menyesalkan bocornya perintah Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke publik.

Dalam pesannya, SBY memerintahkan Roy Suryo untuk sementara tidak lagi tampil di acara talk show televisi atau media lain.

Roy dinilai banyak menyampaikan pernyataan yang tak sesuai dengan posisi dan kebijakan partai.

Perintah itu disampikan SBY lewat pesan Whatsapp hanya untuk tiga kader internal Partai Demokrat, yakni Sekjen Hinca Panjaitan, Kadiv Komunikasi Politik Imelda Sari, dan Roy Suryo.

"Namun, yang justru menarik, pesan WA tersebut yang seharusnya hanya terkirim kepada tiga nama, yang secara teknis tidak mungkin bocor kepada pihak-pihak lain," ujar Roy kepada Kompas.com, Minggu (22/4/2018).

(Baca juga: SBY Perintahkan Roy Suryo Sementara Tak Bicara di "Talk Show" Media)

Namun, ucap dia, pada Sabtu (21/4/2018) sore, banyak media yang mempertanyakan kebenaran pesan SBY itu.

Awalnya, Roy mengaku tak mau menggubrisnya. Namun, telepon dan pesan dari media terus masuk ke telepon selularnya.

Setelah mencari informasi, Roy mendengar ada oknum di internal Demokrat yang sengaja membocorkan perintah SBY itu ke publik.

(Baca juga: Demokrat: Hubungan SBY dan Megawati Jadi Hambatan Koalisi Pilpres 2019)

Roy tak menyebut siapa orang itu. Namun, ia menyebutnya orang itu sedang "cari muka".

"Saya bukan tipe orang yang suka mencari kesalahan orang lain, apalagi kalau itu sebenarnya sahabat sendiri dan mengumbarnya keluar," kata dia.

Roy menilai, oknum pembocoran informasi di internal Demokrat berbahaya. Sebab, pesan internal dari Ketua Umum saja bisa bocor kemana-mana.

Saat dikonfirmasi soal perintah itu, Roy Suryo membenarkannya. Ia menyatakan, menerima perintah dari ketua umum partainya tersebut.

Roy bahkan minta izin untuk berpamitan sementara waktu dari hiruk-pikuk media. Apalagi, dalam sepekan ke depan ia ada tugas di luar negeri sebagai anggota Komisi I DPR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com